Berbagai Teknologi Penjernih Air, Andalan dalam Situasi Bencana

Berbagai Teknologi Penjernih Air, Andalan dalam Situasi Bencana

Widiya Wiyanti - detikHealth
Senin, 01 Okt 2018 14:52 WIB
Berbagai Teknologi Penjernih Air, Andalan dalam Situasi Bencana
Kondisi pengungsi di Palu. Foto: Pradita Utama
Jakarta - Pasca bencana alam gempa bumi dan tsunami di Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9) lalu, pasti penyediaan air bersih sangat minim untuk para korban di sana.

Mengingat air besih sangat diperlukan untuk banyak hal, seperti untuk minum, memasak, dan juga MCK (mandi, cuci, kakus), penyediaan air bersih sangat dibutuhkan. Namun, semua itu bisa terkendali dengan keterbatasan akses untuk menuju lokasi bencana.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam berbagai peristiwa bencana yang pernah terjadi, peran teknologi sangat membantu ketersediaan air bersih. Beberapa teknologi yang sering jadi andalan untuk menjernihkan air dalam situasi bencana adalah sebagai berikut.

Mobil penjernih air

Foto: thinkstock
Mobil penjernih air ini dikembangkan oleh LAPI-ITB (Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri - Institut Teknologi Bandung). Teknologi ini digunakan atas kerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk membantu korban banjir di Ibukota pada tahun 2014 silam dan juga pernah digunakan saat terjadi tsunami di Aceh.

Mobil instalasi penjernih air ini menggunakan teknologi micro hydraulic yang telah mendapatkan hak paten, sehingga bisa mengolah air yang awalnya tidak layak minum, seperti air sungai, dan kemudian menjadi air yang langsung bisa diminum serta diproduksi secara massal.

Air yang akan dijernihkan ini berasal dari air sungai atau air banjir itu sendiri, lalu masuk ke dalam tabung-tabung di dalam mobil untuk dijernihkan hingga didapat air bersih. Dari 1 unit mobil instalasi ini dalam waktu 24 jam bisa menghasilkan setengah juta liter air bersih. Jika ada 2 unit maka dalam sehari bisa menghasilkan hingga 1 juta liter.

Mobil water treatment

Foto: Wisma Putra
Mobil water treatment buatan Jerman ini dioperasikan Badan SAR Nasional Jawa Barat untuk menyuplai air sungai menjadi air laik pakai. Teknologi ini digunakan saat banjir di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung bulan Maret lalu.

Sebelum menghasilkan air jernih, air kotor di aliran Citarum disedot menggunakan slang dan langsung masuk mesin penjernih air yang terpasang di dalam mobil. Aktivitas penyulingan berlangsung hingga menghasilkan air jernih laik pakai.

Di dalam mesin itu ada empat filter dan sepuluh membran untuk memproses penjernihan air. Usai diolah mesin penjernih, air ditampung dalam tangki lalu didistribusikan untuk warga yang membutuhkan.

Unit penjernih air buatan Spanyol

Foto: Getty Images
PMI memiliki 14 unit penjernih air buatan Spanyol, ini diklaim mampu menghasilkan 1 meter kubik air minum per jam dari total 4 meter kubik air yang diambil. Air yang dihasilkan juga dapat langsung diminum.

Sayangnya, alat penjernih air ini belum bisa digunakan secara mobile, sehingga membutuhkan mobil untuk membawanya ke tempat bencana. Untuk itu, diperlukan sebuah unit penjernih air yang terintegrasikan dengan alat transportasi.


Penjernihan air dengan tawas

Foto: Thinkstock
Penjernihan air bisa dilakukan dengan tawas atau alumunium sulfat. Untuk menjernihkan 20 liter air, dibutuhkan 2 sendok teh tawas. Campuran itu lalu diaduk 5 menit, didiamkan 10-20 menit hingga kotoran mengendap.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan PAC (Poly Alumunium Chlorine). Untuk 20 liter air, campurkan 1 sachet PAC lalu aduk dan diamkan selama 10-20 menit. Alternatif lain lagi adalah penjernih air K-116, yang cuma cibutuhkan 1 sendok makan untuk 200 liter air baku.

Penjernihan air dengan desinfeksi

Foto: Thinkstock
Air bersih bisa juga diperoleh dengan cara desinfeksi atau menetralkan kuman pathogen. Caranya dengan memberikan kaporit (CaOCl2) sebanyak 14,4 mg atau sekitar 4 sendok teh untuk 20 liter air. Bisa juga dengan memberikan 1 tablet desinfektan aquatab 8,5 mg untuk 20 liter air bersih.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan 2 tetes toincture iodine 7 persen untuk 1 liter air. Campuran tersebut diaduk lalu didiamkan selama 30 menit sebelum digunakan sebagai air minum.

Halaman 2 dari 6
Mobil penjernih air ini dikembangkan oleh LAPI-ITB (Lembaga Afiliasi Penelitian dan Industri - Institut Teknologi Bandung). Teknologi ini digunakan atas kerjasama dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) untuk membantu korban banjir di Ibukota pada tahun 2014 silam dan juga pernah digunakan saat terjadi tsunami di Aceh.

Mobil instalasi penjernih air ini menggunakan teknologi micro hydraulic yang telah mendapatkan hak paten, sehingga bisa mengolah air yang awalnya tidak layak minum, seperti air sungai, dan kemudian menjadi air yang langsung bisa diminum serta diproduksi secara massal.

Air yang akan dijernihkan ini berasal dari air sungai atau air banjir itu sendiri, lalu masuk ke dalam tabung-tabung di dalam mobil untuk dijernihkan hingga didapat air bersih. Dari 1 unit mobil instalasi ini dalam waktu 24 jam bisa menghasilkan setengah juta liter air bersih. Jika ada 2 unit maka dalam sehari bisa menghasilkan hingga 1 juta liter.

Mobil water treatment buatan Jerman ini dioperasikan Badan SAR Nasional Jawa Barat untuk menyuplai air sungai menjadi air laik pakai. Teknologi ini digunakan saat banjir di Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung bulan Maret lalu.

Sebelum menghasilkan air jernih, air kotor di aliran Citarum disedot menggunakan slang dan langsung masuk mesin penjernih air yang terpasang di dalam mobil. Aktivitas penyulingan berlangsung hingga menghasilkan air jernih laik pakai.

Di dalam mesin itu ada empat filter dan sepuluh membran untuk memproses penjernihan air. Usai diolah mesin penjernih, air ditampung dalam tangki lalu didistribusikan untuk warga yang membutuhkan.

PMI memiliki 14 unit penjernih air buatan Spanyol, ini diklaim mampu menghasilkan 1 meter kubik air minum per jam dari total 4 meter kubik air yang diambil. Air yang dihasilkan juga dapat langsung diminum.

Sayangnya, alat penjernih air ini belum bisa digunakan secara mobile, sehingga membutuhkan mobil untuk membawanya ke tempat bencana. Untuk itu, diperlukan sebuah unit penjernih air yang terintegrasikan dengan alat transportasi.


Penjernihan air bisa dilakukan dengan tawas atau alumunium sulfat. Untuk menjernihkan 20 liter air, dibutuhkan 2 sendok teh tawas. Campuran itu lalu diaduk 5 menit, didiamkan 10-20 menit hingga kotoran mengendap.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan PAC (Poly Alumunium Chlorine). Untuk 20 liter air, campurkan 1 sachet PAC lalu aduk dan diamkan selama 10-20 menit. Alternatif lain lagi adalah penjernih air K-116, yang cuma cibutuhkan 1 sendok makan untuk 200 liter air baku.

Air bersih bisa juga diperoleh dengan cara desinfeksi atau menetralkan kuman pathogen. Caranya dengan memberikan kaporit (CaOCl2) sebanyak 14,4 mg atau sekitar 4 sendok teh untuk 20 liter air. Bisa juga dengan memberikan 1 tablet desinfektan aquatab 8,5 mg untuk 20 liter air bersih.

Cara lain yang bisa dilakukan adalah dengan memberikan 2 tetes toincture iodine 7 persen untuk 1 liter air. Campuran tersebut diaduk lalu didiamkan selama 30 menit sebelum digunakan sebagai air minum.

(wdw/up)

Berita Terkait