Jakarta -
Pekan Peduli Hepatitis B jatuh pada tanggal 4-20 September, dan tahukah kamu bahwa penyakit hepatitis B diidap oleh 21,8 persen penduduk di Indonesia menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013. Angka ini menjadikannya salah satu tipe hepatitis terbanyak diidap dan Indonesia sebagai salah satu negara dengan pengidap hepatitis B terbanyak di dunia.
Apa saja fakta lain terkait hepatitis B? Nih healthy friends, detikHealth sudah merangkumnya untuk kamu semua.
A, B, C, D, E, bukan tingkatan penyakitnya
Foto: Thinkstock
|
Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, mengatakan lima jenis virus hepatitis (A, B, C, D, E) tidak berhubungan satu sama lain. Penyebab dan gejalanya pun berbeda-beda.
"Perlu diingat A, B, C, D dan E itu bukan tingkatan penyakit melainkan jenis-jenis virusnya. Tapi yang paling sering terjadi itu hepatitis A, B dan C," tambahnya.
Hepatitis B dibagi dua
Foto: Thinkstock
|
Hepatitis B terbagi menjadi dua tipe yaitu hepatitis B akut dan kronis. Gejalanya berupa lesu, nafsu makan berkurang, nyeri perut sebelah kanan, dan kencing yang berwarna keruh.
Jika hepatitis B sudah kronis, ini bisa meningkatkan risiko sirosis hati (kondisi terbentuknya jaringan parut di hati akibat kerusakan hati jangka panjang) dan hepatoma (salah satu jenis kanker yang berasal dari pertumbuhan sel-sel hati yang tidak normal dan tak terkendali).
Penularannya
Foto: Thinkstock
|
Hepatitis B menular melalui penularan horizontal dan vertikal.
"Horizontal itu kalau saya donor darah, tidak sengaja donornya dikasih ke orang lain, tertularlah dia dengan hepatitis B. Atau di rumah sakit saya diambil darah, jarumnya ketusuk ke perawat atau ke dokter. Atau hubungan seksual," terang dr Irsan Hasan, SpPD-KGEH dari RS Cipto Mangunkusumo kepada detikHealth beberapa waktu silam.
Sementara penularan vertikal, merupakan penularan terbanyak yang terjadi, ditularkan melalui ibu pengidap hepatitis B kepada bayinya saat persalinan.
Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia - RS Cipto Mangunkusumo, mengatakan lima jenis virus hepatitis (A, B, C, D, E) tidak berhubungan satu sama lain. Penyebab dan gejalanya pun berbeda-beda.
"Perlu diingat A, B, C, D dan E itu bukan tingkatan penyakit melainkan jenis-jenis virusnya. Tapi yang paling sering terjadi itu hepatitis A, B dan C," tambahnya.
Hepatitis B terbagi menjadi dua tipe yaitu hepatitis B akut dan kronis. Gejalanya berupa lesu, nafsu makan berkurang, nyeri perut sebelah kanan, dan kencing yang berwarna keruh.
Jika hepatitis B sudah kronis, ini bisa meningkatkan risiko sirosis hati (kondisi terbentuknya jaringan parut di hati akibat kerusakan hati jangka panjang) dan hepatoma (salah satu jenis kanker yang berasal dari pertumbuhan sel-sel hati yang tidak normal dan tak terkendali).
Hepatitis B menular melalui penularan horizontal dan vertikal.
"Horizontal itu kalau saya donor darah, tidak sengaja donornya dikasih ke orang lain, tertularlah dia dengan hepatitis B. Atau di rumah sakit saya diambil darah, jarumnya ketusuk ke perawat atau ke dokter. Atau hubungan seksual," terang dr Irsan Hasan, SpPD-KGEH dari RS Cipto Mangunkusumo kepada detikHealth beberapa waktu silam.
Sementara penularan vertikal, merupakan penularan terbanyak yang terjadi, ditularkan melalui ibu pengidap hepatitis B kepada bayinya saat persalinan.
(ask/up)