Cerita Mereka yang Tak Kenal Menyerah Melawan Kanker Payudara

True Story

Cerita Mereka yang Tak Kenal Menyerah Melawan Kanker Payudara

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Jumat, 05 Okt 2018 17:25 WIB
Cerita Mereka yang Tak Kenal Menyerah Melawan Kanker Payudara
Kanker payudara adalah salah satu kanker paling mematikan pada wanita (Foto: thinkstock)
Jakarta - Kanker payudara merupakan penyakit pembunuh wanita yang menempati peringkat pertama di seluruh dunia. World Health Organization (WHO) menyebutkan bahwa 1 dari 8 wanita memiliki risiko terkena kanker payudara.

Kebanyakan orang merasa putus asa dan memilih mati ketika didiagnosa menderita kanker. Berbagai cara akhirnya dilakukan untuk memulihkan kembali semangat hidup pada warrior atau pejuang kanker payudara.

Selain dukungan dari keluarga dan orang terdekat, berbagai lembaga dan organisasi dibentuk dengan tujuan memberikan dukungan moral dan pendampingan bagi penderita kanker payudara. Salah satunya adalah Yayasan Love Pink Indonesia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Yayasan ini rutin memberikan edukasi mengenai SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan membagikan kisah mereka saat berjuang melawan kanker payudara. Berikut beberapa kisah dari mereka:

Ruth Firsa Vellasari

Foto: Zizu/detikHealth


Ruth Firsa Vellasari, wanita paruh baya berusia 50 tahun yang berhasil melawan kanker yang dideritannya selama kurang lebih tiga tahun. Menyadari keanehan yang ada pada tubuhnya ketika benjolan sebesar kacang hijau terasa di dada sebelah kanan.

Awalnya, Firsa hanya merasa bahwa benjolan itu sesuatu yang biasa dan tidak perlu di khawatirkan. Namun, anak-anaknya memaksa untuk mengunjungi dokter dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Pas ditemukan bulan pertama itu kecil sekali, tapi makin lama makin membesar akhirnya saya menjalani operasi," ujarnya saat ditemui pada acara #LOVEPINK di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2018).

Tidak berakhir sampai di situ, setelah menjalani operasi ternyata benjolan yang terdeteksi pada awal pemeriksaan hanya anak jaringannya saja. Terdapat benjolan yang lebih besar seukuran buah rambutan yang ternyata 'bersembunyi' sehingga Firsa harus menjalani operasi lanjutan.

"Pas dikasih tahu, saya cuman bisa nangis terus berpikir kalau lebih baik mati saja. Enggak kuat kemoterapi," tambahnya

Saat itu, dukungan dari sang anak sangat membantu Firsa dalam menjalani seluruh proses penyembuhan sehingga ia berhasil dinyatakan bebas dari kanker setelah menjalani perawatan yang sangat menguras emosi.

"Saya single parent, anak saya bilang kalau saya enggak boleh egois sampai mikirin mati, itu yang membuat saya bisa bertahan sampai sekarang" tambahnya.

Lola Widyani

Foto: Zizu/detikHealth

Cerita lain dibagikan oleh Lola, yang didiagnosa mengidap kanker payudara pada tahun 2013. Segera setelah merasakan ada benjolan yang aneh di sekitar payudara, ia langsung mengunjungi dokter hingga mendapatkan penanganan awal.

"Saat merasakan gejala aneh, saya langsung ke dokter. Kata dokter, saya terkena kanker payudara tapi masih stadium nol," ujarnya

Setelah tiga tahun menjalani terapi, Lola mengira dirinya sudah sembuh total dari penyakit tersebut. Namun takdir berkata lain. Saat mengunjungi dokter untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, tidak hanya kanker payudara yang kembali menyerang. Lola pun didiagnosa menderita kanker getah bening.

"Saya kira udah sembuh, udah merasa 'jumawa' karena merasa udah sehat. Mikirnya pasti sembuh karena sudah bisa aktivitas. Ternyata saya melupakan hal terpenting dalam proses penyembuhan yaitu menjalani pola makan yang sehat," tambahnya.

Sambil meneteskan air mata, Lola bercerita ibu, suami, dan anak-anaknya memberikan support yang luar biasa besar sehingga ia tidak merasa putus asa dan berjuang untuk sembuh dari kanker payudara serta kanker getah bening yang diidapnya.

"Alhamdulillah setelah lima tahun menjalani proses penyembuhan, dokter bilang saya bersih (dari kanker)," tutupnya.

Halaman 2 dari 3


Ruth Firsa Vellasari, wanita paruh baya berusia 50 tahun yang berhasil melawan kanker yang dideritannya selama kurang lebih tiga tahun. Menyadari keanehan yang ada pada tubuhnya ketika benjolan sebesar kacang hijau terasa di dada sebelah kanan.

Awalnya, Firsa hanya merasa bahwa benjolan itu sesuatu yang biasa dan tidak perlu di khawatirkan. Namun, anak-anaknya memaksa untuk mengunjungi dokter dan melakukan pemeriksaan lebih lanjut.

"Pas ditemukan bulan pertama itu kecil sekali, tapi makin lama makin membesar akhirnya saya menjalani operasi," ujarnya saat ditemui pada acara #LOVEPINK di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/10/2018).

Tidak berakhir sampai di situ, setelah menjalani operasi ternyata benjolan yang terdeteksi pada awal pemeriksaan hanya anak jaringannya saja. Terdapat benjolan yang lebih besar seukuran buah rambutan yang ternyata 'bersembunyi' sehingga Firsa harus menjalani operasi lanjutan.

"Pas dikasih tahu, saya cuman bisa nangis terus berpikir kalau lebih baik mati saja. Enggak kuat kemoterapi," tambahnya

Saat itu, dukungan dari sang anak sangat membantu Firsa dalam menjalani seluruh proses penyembuhan sehingga ia berhasil dinyatakan bebas dari kanker setelah menjalani perawatan yang sangat menguras emosi.

"Saya single parent, anak saya bilang kalau saya enggak boleh egois sampai mikirin mati, itu yang membuat saya bisa bertahan sampai sekarang" tambahnya.

Cerita lain dibagikan oleh Lola, yang didiagnosa mengidap kanker payudara pada tahun 2013. Segera setelah merasakan ada benjolan yang aneh di sekitar payudara, ia langsung mengunjungi dokter hingga mendapatkan penanganan awal.

"Saat merasakan gejala aneh, saya langsung ke dokter. Kata dokter, saya terkena kanker payudara tapi masih stadium nol," ujarnya

Setelah tiga tahun menjalani terapi, Lola mengira dirinya sudah sembuh total dari penyakit tersebut. Namun takdir berkata lain. Saat mengunjungi dokter untuk melakukan pemeriksaan lanjutan, tidak hanya kanker payudara yang kembali menyerang. Lola pun didiagnosa menderita kanker getah bening.

"Saya kira udah sembuh, udah merasa 'jumawa' karena merasa udah sehat. Mikirnya pasti sembuh karena sudah bisa aktivitas. Ternyata saya melupakan hal terpenting dalam proses penyembuhan yaitu menjalani pola makan yang sehat," tambahnya.

Sambil meneteskan air mata, Lola bercerita ibu, suami, dan anak-anaknya memberikan support yang luar biasa besar sehingga ia tidak merasa putus asa dan berjuang untuk sembuh dari kanker payudara serta kanker getah bening yang diidapnya.

"Alhamdulillah setelah lima tahun menjalani proses penyembuhan, dokter bilang saya bersih (dari kanker)," tutupnya.

(up/up)

Berita Terkait