Saran Psikolog Agar Tak Cemas Ketika Naik Pesawat

Saran Psikolog Agar Tak Cemas Ketika Naik Pesawat

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Selasa, 30 Okt 2018 15:44 WIB
Saran Psikolog Agar Tak Cemas Ketika Naik Pesawat
Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 memenuhi crisis center di Bandara Halim Perdanakusuma. (Foto: Antara Foto)
Jakarta - Tragedi pesawat Lion Air JT 610 yang terjatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10) membuat banyak orang menjadi cemas dan takut saat ingin bepergian dengan pesawat terbang.

Ramainya berita ini bisa saja membuat orang khawatir lalu memilih alternatif lain untuk bepergian atau tidak melakukan perjalanan yang mengharuskan untuk naik pesawat. Padahal, statistik menunjukkan pesawat terbang sebagai salah satu moda transportasi paling aman.



ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut beberapa tips untuk kalian yang ingin mengatasi rasa cemas yang berlebihan ketika terbang yang dikutip detikHealth dari beberapa sumber:

Jangan dipikirkan, coba alihkan perhatianmu

Foto: Pradita Utama
Penderita aerophobia akan merasa ketakutan bahkan ketika penerbangan hanya satu jam lamanya. Untuk meringankan kecemasan, sebelum lepas landas buatlah daftar kegiatan yang akan kamu lakukan ketika di pesawat. Seperti membaca buku, menonton film, mengerjakan tugas, atau bahkan tidur.

Membayangkan hal-hal yang menarik seperti agenda yang akan kamu lakukan ketika sampai di tujuan, atau merencanakan liburan dengan pasangan dapat membantu meredakan kecemasan dan merilekskan pikiran.

Tenang, atur napasmu

Foto: Pradita Utama
Jika sedang di dalam pesawat dan mulai merasa panik, tenangkan diri dengan mengatur pola napas. Kecemasan sering membuat ritme pernapasan menjadi cepat dan pikiran menjadi kacau.

Menurut American Institute of Stress, pernapasan dapat meningkatkan suplai oksigen ke otak dan menstimulasi saraf parasimpatis yang mendorong keadaan stabil. Berfokus pada pernapasan juga mengalihkan fokus yang dapat membantu pikiran tetap tenang.

Pelajari dulu faktanya

Foto: Pradita Utama
Tahu tidak, kalau mengemudi sebenarnya lebih berbahaya dibandingkan terbang? Data dari Federal Aviation Administration (FAA) menyatakan bahwa hanya satu kejadian pesawat terbang dalam 11 juta penerbangan, dan hampir 96 persen penumpang selamat dari kecelakaan terbang.

Menurut ahli, memahami dasar-dasar terbang seperti rute perjalanan, hal yang menyebabkan turbulensi, dan sumber bunyi dari pesawat dapat membantu mengurangi rasa kecemasan saat berada di pesawat.

Kenali faktor penyebab kecemasanmu

Foto: Pradita Utama
Menurut Ora Nadrich, instruktur dan ahli meditasi dari Amerika, beberapa alasan orang takut terbang adalah takut akan terjadi tabrakan, takut ketinggian, sampai pernah mengalami kejadian traumatis mengenai pesawat.

"Terdapat beberapa orang yang juga mengalami ketidaknyamanan dengan pesawat seperti prosedur terbang, bandara, kerumunan orang, turbulensi, ruang sempit dan penerbangan panjang," ujarnya dikutip dari NBC News.

Terapi psikolog

Foto: Angling Adhitya Purbaya/detikcom
Psikolog dari Universitas Indonesia, Bona Sardo, MPsi, menyarankan untuk orang yang fobia, perlahan-lahan akan diajak untuk mendekati objek fobianya dan dilatih dengan teknik relaksasi agar lebih rileks mendekati sumber fobianya. Hal ini baik untuk mengurangi rasa takut atau fobia.

"Teknik terapi lain nya yang juga sedang tren saat ini adalah dengan virtual reality alias terapi untuk berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer," ujar Bona saat dihubungi oleh tim detikHealth melalui pesan singkat, Senin (29/10/2018).

Halaman 2 dari 6
Penderita aerophobia akan merasa ketakutan bahkan ketika penerbangan hanya satu jam lamanya. Untuk meringankan kecemasan, sebelum lepas landas buatlah daftar kegiatan yang akan kamu lakukan ketika di pesawat. Seperti membaca buku, menonton film, mengerjakan tugas, atau bahkan tidur.

Membayangkan hal-hal yang menarik seperti agenda yang akan kamu lakukan ketika sampai di tujuan, atau merencanakan liburan dengan pasangan dapat membantu meredakan kecemasan dan merilekskan pikiran.

Jika sedang di dalam pesawat dan mulai merasa panik, tenangkan diri dengan mengatur pola napas. Kecemasan sering membuat ritme pernapasan menjadi cepat dan pikiran menjadi kacau.

Menurut American Institute of Stress, pernapasan dapat meningkatkan suplai oksigen ke otak dan menstimulasi saraf parasimpatis yang mendorong keadaan stabil. Berfokus pada pernapasan juga mengalihkan fokus yang dapat membantu pikiran tetap tenang.

Tahu tidak, kalau mengemudi sebenarnya lebih berbahaya dibandingkan terbang? Data dari Federal Aviation Administration (FAA) menyatakan bahwa hanya satu kejadian pesawat terbang dalam 11 juta penerbangan, dan hampir 96 persen penumpang selamat dari kecelakaan terbang.

Menurut ahli, memahami dasar-dasar terbang seperti rute perjalanan, hal yang menyebabkan turbulensi, dan sumber bunyi dari pesawat dapat membantu mengurangi rasa kecemasan saat berada di pesawat.

Menurut Ora Nadrich, instruktur dan ahli meditasi dari Amerika, beberapa alasan orang takut terbang adalah takut akan terjadi tabrakan, takut ketinggian, sampai pernah mengalami kejadian traumatis mengenai pesawat.

"Terdapat beberapa orang yang juga mengalami ketidaknyamanan dengan pesawat seperti prosedur terbang, bandara, kerumunan orang, turbulensi, ruang sempit dan penerbangan panjang," ujarnya dikutip dari NBC News.

Psikolog dari Universitas Indonesia, Bona Sardo, MPsi, menyarankan untuk orang yang fobia, perlahan-lahan akan diajak untuk mendekati objek fobianya dan dilatih dengan teknik relaksasi agar lebih rileks mendekati sumber fobianya. Hal ini baik untuk mengurangi rasa takut atau fobia.

"Teknik terapi lain nya yang juga sedang tren saat ini adalah dengan virtual reality alias terapi untuk berinteraksi dengan suatu lingkungan yang disimulasikan oleh komputer," ujar Bona saat dihubungi oleh tim detikHealth melalui pesan singkat, Senin (29/10/2018).

(up/up)

Berita Terkait