Dampaknya sebagian kandungan plastik tersebut bisa tidak sengaja dikonsumsi manusia. Studi melihat senyawa plastik dapat mengganggu kesehatan tubuh mulai dari memengaruhi metabolisme hingga menurunkan kemampuan reproduksi atau kesuburan.
Menghadapi hal ini para peneliti tengah berusaha untuk mencari pengganti plastik. Dr Dmytro Bidyuk dari Sumy National Agrarian University contohnya mengembangkan kantong yang terbuat dari protein dan pati rumput laut serta alga merah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bila kantong plastik biasa butuh waktu hingga puluhan tahun untuk terurai, kantong yang diciptakan Dmytro bisa terurai hanya dalam waktu seminggu.
Kelebihan lainnya kantong dari pati tersebut aman untuk dimakan karena semua bahannya alami termasuk tinta yang dipakai untuk logo. Dikutip dari BBC pada Rabu (31/10), menurut Dmytro rasanya seperti makan mie yang kenyal.
Di Indonesia inovasi serupa juga dikembangkan oleh pemuda bernama David Christian dengan nama bisnisnya Evoware. Ia membuat gelas plastik ramah lingkungan yang bisa dimakan dengan memanfaatkan rumput laut.
"Terutama sampah plastik, itu menimbulkan kontaminasi. Aku bikin riset dan terpikir membuat produk yang bisa kasih solusi dan bisa mengedukasi, tapi dengan cara menyenangkan," kata David menceritakan latar belakangnya mendirikan Evoware seperti dikutip dari detikFinance.
Tonton juga 'Uni Eropa Perketat Aturan Barang Plastik':
(fds/up)











































