.webp)
"Misalnya apa benar sekarang anak-anak mahasiswa itu, banyak anak muda yang harus cuci darah," kata Sultan kepada wartawan di Bangsal Kepatihan Kantor Gubernur DIY, Jumat (2/11/2018).
Sultan bercerita dia pernah bertanya langsung kepada salah satu mahasiswa yang harus cuci darah. Kepada Sultan, mahasiswa tersebut mengeluh tidak bisa belajar sebelum mengkonsumsi minuman berenergi.
"Enggak bisa belajar (sebelum mengkonsumsi minuman berenergi). Tapi nyatanya mungkin minum berlebih, yang terjadi antre (cuci darah) sekarang itu," ungkap Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat tersebut.
Fenomena cuci darah tersebut, kata Sultan, menjadi peringatan kepada semua pihak. Apalagi para penderita penyakit ginjal tersebut masih muda, rentang usianya berkisar 23 tahunan.
"Kalau tidak bisa dihindari, (yang bisa dilakukan) melakukan support yang lebih baik sehingga tidak perlu (mengkonsumsi lagi). Kan ginjalnya yang hancur," ujar Sultan.
Oleh karena itu, Sultan ingin Pemda DIY melakukan survei untuk mengetahui fenomena cuci darah di kalangan mahasiswa ini. Apabila fenomena tersebut benar, Pemda DIY akan segera mengambil langkah.
"Saya ingin hal itu (fenomena mahasiswa cuci darah) kita survei, kalau ini memang betul ya kita mau campaign (kampanyekan), hati-hati. Silakan mau minum (minuman berenergi) tapi ya jangan berlebih," pungkas Sultan.
