Penyakit SGB, Sindrom Langka Yang Tak Melumpuhkan Semangat Ilham Irfani

Penyakit SGB, Sindrom Langka Yang Tak Melumpuhkan Semangat Ilham Irfani

Rosmha Widiyani - detikHealth
Senin, 05 Nov 2018 18:01 WIB
Penyakit SGB, Sindrom Langka Yang Tak Melumpuhkan Semangat Ilham Irfani
Ilham Irfani (kanan) dan mentor (kiri). Foto: Eko Susanto/detikcom
Jakarta - Ilham Irfani mungkin tak pernah menyangka harus berhadapan dengan Sindrom Guillain Barre (SGB). Penyakit langka ini menyebabkannya nyaris lumpuh dalam dua tahun terakhir.


Dikutip dari situs World Health Organization (WHO), SGB terjadi pada 1-2 per 100 ribu orang di dunia per tahun. Pada SGB, daya tahan tubuh menyerang sebagian sistem saraf tepi. SGB bisa terjadi pada tiap usia, namun lebih banyak ditemukan pada pria dewasa.

Sindrom ini memengaruhi kerja saraf yang mengontrol pergerakan otot, mengirim sensasi sakit, suhu, dan sentuhan. Hasilnya, otot di bagian lengan dan kaki kehilangan kekuatan dan kemampuan merasakan kondisi lingkungan sekitar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hingga kini belum diketahui penyebab pasti SGB. Namun sindrom ini biasanya didului infeksi virus atau bakteri. Pengobatan yang diberikan bertujuan memperbaiki gejala yang dirasakan pasien. Gejala SGB meliputi sensasi geli di jari kaki, tangan, dan tubuh bagian atas, sulit berjalan stabil, sakit pada punggung bagian bawah, tidak bisa mengontrol keinginan buang air kecil, serta lumpuh.

Kebanyakan pasien SGB bisa sembuh dari penyakitnya. Namun proses perawatan harus intensif, serta memperhatikan perlemahan otot di bagian dada yang menyebabkan pasien sulit bernapas. Perawatan intensif juga mencegah henti jantung, infeksi, dan gumpalan darah pada paru-paru. Perawatan ini hanya bisa dilakukan di rumah sakit, yang disertai rehabilitasi untuk mengembalikan kekuatan otot.

Ilham yang kini berusia 15 tahun tak menyerah melawan SGB. Dengan dibantu para guru dari Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Mitra Harapan, Ilham terus belajar meski tak bisa ke sekolah

[Gambas:Video 20detik]

(Rosmha Widiyani/fds)

Berita Terkait