"Jadi milih laser lipo itu karena less pendarahan bahkan tidak ada pendarahan sama sekali. Karena kan bedanya lipo yang lama sama sekarang, kalau metode lipo lama kan banyak darah yang keluar untuk disedot," katanya saat dijumpai di daerah Jakarta Selatan, Senin (12/11/2018).
Teknik laser ini, menurut Irene seharusnya lebih minim efek samping dibanding teknik yang umum dilakukan, karena tidak ada darah yang keluar.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sayang, hasilnya tidak sesuai harapan. Usai menjalani laser sedot lemak, Irene mengalami perdarahan. Muncul keraguan, apakah benar yang dijalaninya adalah laser liposuction?
"Saya heran, apa betul itu lipo laser? Apa lipo laser itu seperti ini?" tambahnya.
Merasa dirugikan, Irene melapor ke Polda Metro Jaya. Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth |
Irene menyayangkan sikap dokter klinik yang terkesan tidak menanggapi dengan serius mengenai kejadian tersebut. Semuanya dianggap sebagai hal yang wajar dan merupakan efek dari laser liposuction.
"Dokternya bilang wajar, saya sesak napas aja dokter bilangnya wajar. Pokoknya yang seperti ini bilangnya wajar, tapi kalau sudah masuk ICU kayak gitu masa iya? Nggak akan ada yang mau (laser liposuction) kalau akhirnya kayak begini," pungkasnya.
Merasa dirugikan, Irene melaporkan kondisi yang dialaminya ke Polda Metro Jaya. Ia mendatangi Polda Metro Jaya pada Senin (12/11/2018) didampingi pengacaranya, Herna Sutana.
"Kita awalnya ingin diselesaikan secara kekeluargaan saja, tapi kayaknya dari mereka seperti tidak mengapresiasi kehidupan seseorang. Saya hanya minta keadilan saja di sini," pungkas Irene.
(up/up)












































Merasa dirugikan, Irene melapor ke Polda Metro Jaya. Foto: Khadijah Nur Azizah/detikHealth