Dalam sebuah pernyataan resmi FDA menyarankan agar masyarakat waspada terhadap obat badak yang ramai dijual di tempat umum seperti stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) atau toko online. Biasanya obat dikemas dalam paket satu dosis dengan kandungan zat yang tersembunyi.
"FDA telah menerima laporan orang-orang mengalami nyeri dada, sakit kepala parah, dan ereksi berkepanjangan setelah mengonsumsi produk obat badak. Berujung pada operasi dan perawatan di rumah sakit akibat penurunan tekanan darah yang ekstrem," tulis FDA seperti dikutip dari situs resminya pada Kamis, (29/11/2018).
Dalam analisa FDA menemukan bahwa obat badak sekilas mengandung zat yang secara struktural mirip seperti obat kuat viagra dan cialis. Hanya saja ada beberapa kandungan tersembunyi yang masih belum diketahui efeknya.
Total ada sekitar 25 variasi produk obat badak yang diidentifikasi. Kebanyakan obat tersebut dijual dalam kedok suplemen kesehatan untuk pria.
"Selama beberapa tahun terakhir FDA terus melawan penjualan obat kuat yang disalahartikan sebagai suplemen makanan dan mengandung zat aktif yang berpotensi bahaya," kata Donald D. Ashley dari Pusat Evaluasi dan Riset Obat FDA.
(fds/up)