Pengotor yang ditemukan dalam bahan farmasi aktif tersebut dikenal sebagai N-nitroso-diethylamine (NDEA), yang telah diklasifikasikan sebagai karsinogen manusia yang memungkinkan. Bahan kimia ini biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat kecil dari makanan, air minum, polusi air, dan proses industri tertentu.
"Pasien yang memakai tablet kombinasi Amlodipine/Valsartan atau tablet kombinasi Amlodipine/Valsartan/Hydrochlorothiazide disarankan untuk terus menggunakan obat mereka dan menghubungi apoteker atau dokter mereka untuk mendapatkan saran tentang pengobatan alternatif. Risiko bahaya pada kesehatan pasien mungkin lebih tinggi jika perawatan dihentikan segera tanpa perawatan alternatif yang sebanding," tulis TEVA yang dipublikasikan di laman resmi Food and Drug Administration.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, di bulan Juli 2017, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI menarik beberapa obat berbahan Valsartan dari peredaran dengan alasan yang sama. Obat yang ditarik di Indonesia spesifiknya adalah Varten Tablet 80 mg dan 160 mg buatan PT Actavis Indonesia serta Valesco Kaplet Salut Selaput 40 mg, 80 mg, dan 160 mg.
Namun, beberapa waktu lalu, dr Siska Suridanda Danny, SpJP(K), dari Perhimpunan Kardiovaskular Indonesia (PERKI) mengatakan bahwa pasien tidak perlu panik. Alasannya karena masih ada alternatif obat hipertensi lainnya.
"Yang ditarik itu hanya sebagian manufaktur yang bahan bakunya datang dari sumber tertentu, dari China. Ada beberapa merek Valsartan, apalagi yang original bukan generik, sudah menyatakan mereka tidak menggunakan bahan baku yang terkontaminasi," tegas dr Siska.











































