Menanggapi hal tersebut, Prof Dr dr Yoga Yuniadi, SpJP(K), menjelaskan bahwa baik Valsartan, Amlodipine, dan Hydrochlorothiazide sendiri sebenarnya adalah jenis obat yang sangat berguna bagi pengobatan pasien hipertensi dan sakit jantung.
"Valsartan itu obat darah tinggi, obat gagal jantung yang bagus, penelitian menunjukan itu bagus dan menurunkan kematian, menurunkan morbiditas, pengontrol tensi yang baik, demikian Amlodipine. Nah sedangkan hydrochlorothiazide itu golongan diuretik, itu juga bagus pada orangtua yang sering kali mengalami darah tinggi dan tidak bisa dikontrol dengan satu macam obat. Jadi dibutuhkan kombinasi," ungkapnya saat dihubungi melalui saluran telepon, Senin (3/12/2018).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut keterangan Prof Yoga, 80 persen penderita darah tinggi tidak bisa dikontrol dengan obat darah tinggi tunggal sehingga harus menggunakan obat yang dikombinasi semisal Valsartan dengan Amlodipine. Sehingga penggunaan kombinasinya bukanlah yang jadi permasalahan melainkan temuan NDEA yang berasal dari produksi tertentu, baru-baru ini yang terdapat dari produksi Mylan India.
"Yang jadi permasalahan Valsartan yang mengandung NDEA dan N-Nitrosodimethylamine (NDMA) yang berasal dari produksi. Yang lebih dahulu dari China, sekarang dari Mylan," jelasnya.
Sebelumnya, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI tahun lalu mengumumkan beberapa obat berbahan Valsartan ditarik dari peredaran karena temuan kontaminasi zat pengotor NDMA yang dikhawatirkan berisiko kanker. Obat yang ditarik di Indonesia spesifiknya adalah Varten Tablet 80 mg dan 160 mg buatan PT Actavis Indonesia serta Valesco Kaplet Salut Selaput 40 mg, 80 mg, dan 160 mg.











































