Kasus semacam ini, meski terdengar tidak lazim, sebenarnya cukup sering dilaporkan. Di China misalnya, seorang pria bernama Liu Yougang tanpa sengaja menelan peluit plastik saat masih berusia 9 tahun dan peluit tersebut bersarang di saluran napasnya selama 15 tahun.
Keberadaan peluit di saluran napas Yougang baru terungkap pada 2014 saat ia mengalami susah bernapas dan sering mengeluarkan bunyi peluit saat tidur. Hasil pemeriksaan menunjukkan ada peluit terbungkus jaringan tubuh di saluran napasnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kasus lain dilaporkan di The New England Journal of Medicine pertengahan tahun ini. Seorang bocah berusia 4 tahun di India mengalami batuk-batuk dan menjalani pemindaian sinar X. Hasilnya, didapati ada pembengkakan atau hyperinflation di paru-paru kiri.
Pemeriksaan lanjutan dengan bronkoskopi menunjukkan bahwa saluran udara menuju paru-paru bocah ini tersumbat peluit mainan. Saat ini, kondisi bocah sudah normal dan paru-parunya kembali sehat seperti sedia kala.
Terkait insiden peluit tertelan, dokter spesialis Telinga Hidung dan Tenggorokan (THT) anak dari RS Cipto Mangunkusumo (RSCM), dr Fikry Hamdan Yasin, SpTHT-KL menyebutnya sebagai kasus emergensi. Benda asing yang menyumbat saluran napas, menurutnya harus dikeluarkan segera agar tidak menyebabkan infeksi. (up/up)











































