Dikutip dari Very Well Health, infeksi paru lebih berisiko terjadi pada pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK). Infeksi mengakibatkan paru mengalami peradangan, penyempitan saluran udara, dan kerusakan di kantung udara. Infeksi terjadi saat bakteri, virus, dan jamur berkumpul serta tumbuh dalam kantong udara. Akibatnya kantong berisi nanah dan cairan, yang menyebabkan kesulitan bernapas dan sakit dada.
Gejala infeksi paru dan PPOK nyaris sama jika tidak diperhatikan dengan baik, misal batuk. Batuk kronis atau terus menerus adalah gejala khas pada PPOK, namun jika batuk wajib diperhatikan jika menjadi lebih sering. Hal ini mengindikasikan jumlah lendir yang terkumpul di paru semakin banyak.
Gejalanya selanjutnya adalah napas yang semakin pendek dan parah dibanding sebelumnya. Suhu tubuh yang mencapai 38 derajat Celcius menjadi gejala lain yang mengindikasikan infeksi paru. Dengan suhu tubuh yang sangat tinggi biasanya pasien menggigil atau merasa kedinginan.
Salah satu faktor risiko infeksi paru adalah paparan rokok dan asapnya, serta penurunan daya tahan tubuh. Risiko infeksi turun jika pasien memiliki sistem imun yang lebih baik.
Tonton video 'Keluarga Ungkap Detik-detik Meninggalnya Robby Tumewu':