Jakarta -
Saat ini, muncul tantangan penyakit baru atau new emerging disease yang diwaspadai oleh berbagai negara seperti Ebola, Mers-Cov, Zika, dan lainnya yang berpotensi pandemi dengan risiko kematian dan penyebaran tinggi.
Adanya perbedaan kapasitas negara dalam menghadapi masalah kesehatan juga menjadi hambatan, sepeti kualitas pelayanan jaminan kesehatan dan adanya pihak yang menolak vaksin atau antivaksin yang mengancam kesehatan kelompok.
Untuk itu, World Health Organization (WHO) membuat daftar masalah kesehatan yang akan mengancam dunia yang diharapkan akan bisa terselesaikan sesegera mungkin. Berikut di antaranya dikutip dari who.int.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ebola dan ancaman wabah lainnya
Foto: Reuters
|
Pada tahun 2018, Republik Kongo menghadapi wabah Ebola yang menyebar di kota-kota dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa. Salah satu provinsi yang terkena wabah ebola juga berada di zona konflik.Ini menunjukkan bahwa wabah penyakit seperti Ebola tidak hanya terjadi di wilayah konflik saja, tetapi bisa menyerang pedesaan dan juga daerah berpenduduk padat.
Layanan kesehatan yang lemah
Foto: Pradita Utama
|
Layanan kesehatan merupakan titik kontak pertama yang harus dimiliki yang menyediakan perawatan komperhensif, terjangkau dan berbasis masyarakat.Layanan kesehatan yang baik dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan kesehatan penduduk selama hidupnya. Sistem keseatan yang kuat dibutuhkan untuk mencapai cakupan kesehatan universal.
Namun, masih banyak negara yang tidak memiliki fasilitas layanan kesehatan yang memadai. Ini bisa jadi karena kurangnya sumber daya di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Antivaksin
Foto: BBC Magazine
|
Vaksinasi adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit. Saat ini, vaksin telah mencegah 2-3 juta kematian pertahun dan sekitar 1,5 juta jiwa lainnya jika cakupan vaksinasi global meningkat.Namun sayangnya, saat ini makin banyak orang yang mengaku antivaksin atau menolak vaksin dengan berbagai alasan. Tercatat hampir 30 persen kasus antivaksin terjadi di seluruh dunia.
Petugas kesehatan, terutama yang ada di masyarakat, tetap menjadi penasihat dan pemberi pengaruh yang paling dipercaya dalam keputusan vaksinasi, dan mereka harus didukung untuk memberikan informasi tepercaya dan kredibel tentang vaksin.
Demam berdarah dengue (DBD)
Pasien DBD di Depok. (Foto: Grandyos Zafna)
|
Curah hujan yang tidak menentu menjadikan wabah DBD terjadi di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Tercatat 20 persen pasien yang meninggal karena terjangkit DBD.WHO memperkirakan, 40 persen penduduk dunia berisiko terkena demam berdarah, dan ada sekitar 390 juta infeksi per tahun.
HIV
Foto: Reuters
|
Hampir satu juta orang setiap tahun meninggal karena HIV-AIDS. Sejak awal epidemi, lebih dari 70 juta orang telah terinfeksi, dan sekitar 35 juta orang telah meninggal. Saat ini, sekitar 37 juta di seluruh dunia hidup dengan HIV.Menjangkau orang-orang seperti pekerja seks, orang-orang di penjara, atau orang transgender sangat menantang. Seringkali mereka ini dikeluarkan dari layanan kesehatan. Kelompok yang semakin terpengaruh oleh HIV adalah gadis dan wanita muda (berusia 15-24), yang sangat berisiko tinggi.
Pada tahun 2018, Republik Kongo menghadapi wabah Ebola yang menyebar di kota-kota dengan penduduk lebih dari 1 juta jiwa. Salah satu provinsi yang terkena wabah ebola juga berada di zona konflik.
Ini menunjukkan bahwa wabah penyakit seperti Ebola tidak hanya terjadi di wilayah konflik saja, tetapi bisa menyerang pedesaan dan juga daerah berpenduduk padat.
Layanan kesehatan merupakan titik kontak pertama yang harus dimiliki yang menyediakan perawatan komperhensif, terjangkau dan berbasis masyarakat.
Layanan kesehatan yang baik dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan kesehatan penduduk selama hidupnya. Sistem keseatan yang kuat dibutuhkan untuk mencapai cakupan kesehatan universal.
Namun, masih banyak negara yang tidak memiliki fasilitas layanan kesehatan yang memadai. Ini bisa jadi karena kurangnya sumber daya di negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Vaksinasi adalah salah satu cara yang paling efektif untuk mencegah penyakit. Saat ini, vaksin telah mencegah 2-3 juta kematian pertahun dan sekitar 1,5 juta jiwa lainnya jika cakupan vaksinasi global meningkat.
Namun sayangnya, saat ini makin banyak orang yang mengaku antivaksin atau menolak vaksin dengan berbagai alasan. Tercatat hampir 30 persen kasus antivaksin terjadi di seluruh dunia.
Petugas kesehatan, terutama yang ada di masyarakat, tetap menjadi penasihat dan pemberi pengaruh yang paling dipercaya dalam keputusan vaksinasi, dan mereka harus didukung untuk memberikan informasi tepercaya dan kredibel tentang vaksin.
Curah hujan yang tidak menentu menjadikan wabah DBD terjadi di beberapa negara, salah satunya Indonesia. Tercatat 20 persen pasien yang meninggal karena terjangkit DBD.
WHO memperkirakan, 40 persen penduduk dunia berisiko terkena demam berdarah, dan ada sekitar 390 juta infeksi per tahun.
Hampir satu juta orang setiap tahun meninggal karena HIV-AIDS. Sejak awal epidemi, lebih dari 70 juta orang telah terinfeksi, dan sekitar 35 juta orang telah meninggal. Saat ini, sekitar 37 juta di seluruh dunia hidup dengan HIV.
Menjangkau orang-orang seperti pekerja seks, orang-orang di penjara, atau orang transgender sangat menantang. Seringkali mereka ini dikeluarkan dari layanan kesehatan. Kelompok yang semakin terpengaruh oleh HIV adalah gadis dan wanita muda (berusia 15-24), yang sangat berisiko tinggi.
(kna/up)