Kepala Staff Brigadir Leopold Kyanda mengatakan sekitar 6 persen orang dewasa di Uganda hidup dengan HIV. Di masa lalu kebanyakan dari jumlah tersebut datang dari kalangan tentara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sifat pekerjaan ini punya banyak tentangan. Mereka kadang bertugas pergi ke area konflik bertemu dengan pekerja seks untuk melepaskan stres. Mereka harus melindungi dirinya sendiri agar tidak menginfeksi para istri di rumah," kata Vastha seperti dikutip dari BBC, Kamis (17/1/2019).
Menurut data Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kematian terkait HIV-Aids di Uganda puncaknya terjadi pada tahun 1999, memakan korban sekitar 74 ribu jiwa. Sejak saat itu beragam upaya pencegahan telah dilakukan dan jumlahnya tahun 2017 berkurang menjadi sekitar 26 ribu.
Ketersediaan obat antiretroviral (ARV) disebut sebagai salah satu upaya yang paling berpengaruh mengurangi angka kematian. Obat tersebut bekerja dengan cara menekan pertumbuhan virus di tubuh sehingga seseorang yang terinfeksi bisa hidup normal layaknya mereka yang sehat.
Saksikan juga video 'Apa Bedanya HIV dan AIDS?':
(fds/up)












































