Lingkungan yang kurang bersih menjadi faktor utama DBD berkembang pesat. Oleh karena itu Dinkes DKI mengajak seluruh masyarakat untuk mengantisipasi DBD dan melakukan pencegahan, karena masyarakat mempunyai peran penting dalam mengurangi penyakit mulai dari hal yang paling dasar, yakni pemberantasan sumbernya.
"Kalau seperti sekarang ini pancaroba biasanya memang nyamuk yang bisa menularkan DBD, berkembangnya lebih banyak. Makanya ajak masyarakat untuk antisipasi dan melakukan pencegahan," terang Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Khafifah Any, saat dihubungi oleh detikHealth, Jumat (25/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Any melanjutkan, selain faktor lingkungan bisa juga kurangnya perhatian masyarakat akan barang-barang yang tidak terpakai di sekitar gedung kantor atau rumah yang akan menjadi sarang nyamuk Aedes Aegypti yang menyebarkan penyakit DBD karena tergenang air saat hujan.
"Makanya perlu pembersihan di rumah atau lingkungannya masing-masing juga di sekolah-sekolah, di tempt kerja. [Upaya pencegahan] dilakukan masyarakat dengan bimbingan dan pembinaan oleh dinas kesehatan atau puskesmas dan lintas sektor," lanut Any.
Upaya pencegahan atau pengendalian DBD yang dilakukan dan digalakkan oleh Dinkes DKI Jakarta antara lain:
1. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3M (Menguras, Menutup, Mengubur)
2. Larvasidasi (pemberantasan jentik dengan menaburkan bubuk larvasida)
3. Lavitrap (perangkap larva nyamuk)
4. Penebaran ikan cupang atau ikan kepala timah (untuk memakan jentik nyamuk)
5. Penggunaan losion antinyamuk
6. Penggunaan tanaman pengusir nyamuk (seperti serai wangi)
7. Fogging focus serentak
Simak juga video 'DBD Ancam Jakarta, Anies Siapkan Ingub Khusus':












































