"Cirinya adalah keluarga yang terlalu tertutup. Dan jika memiliki anggota yang mengalami keterbelakangan fisik atau mental, masyarakat harus memberikan perhatian ekstra jika ada keluarga dengan karakter ini," kata Deputi Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dwi Lisyawardani yang biasa disapa Dani pada detikHealth, Selasa (26/02/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk keluarga yang terlalu tertutup, Dani menyarankan kerja sama antar seluruh anggota masyarakat. Keluarga ini harus sering dicolek-colek supaya lebih aktif di kehidupan sosial. Tentunya aktif dalam interaksi fisik bukan sekadar di media sosial. Respon negatif jangan sampai membuat masyarakat mudah menyerah.
"Memang tidak selalu mudah ya membuka akses pada keluarga yang tertutup. Tapi bagaimana pun keluarga yang tertutup, apalagi punya anggota penyandang disabilitas. harus jadi sasaran perhatian komunitas. Karena tidak semua masalah bisa selesai di level keluarga, kadang butuh bantuan lingkungan sekitar," kata Dani.











































