Dasar pemikiran studi yang dilakukan oleh para peneliti ini adalah kita kerap mengabaikan suara sebagai salah satu isyarat sensori penting, khususnya saat kita makan. Dalam satu percobaan, mereka membagi orang-orang yang ngemil pretzel, panganan asal Jerman berbentuk pita.
Salah satu grup mengenakan headphone dengan musik bersuara super keras, sementara grup lainnya mendengarkan musik bersuara lembut. Hasilnya, mereka menemukan orang-orang yang mendengarkan musik bersuara keras makan lebih banyak, karena suara kunyahan mereka tertutupi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kemudian mereka mencoba eksperimen lain, saat diinstruksikan membayangkan suara kunyahan saat makan, mereka jadi makan lebih sedikit. Menurut para peneliti, memperhatikan apa yang kamu kunyah dengan mendengarkannya membuat kita lebih mengenali sebanyak apa kita makan.
"Kamu makan lebih sedikit saat menambahkan fokus yang termasuk suara (kunyahan). Mungkin terdengar agak aneh awalnya, namun hal itu masuk akal. Mendengarkan suara dirimu sendiri mengunyah cukup membuat tidak selera atau agak menjengkelkan," tulis studi tersebut, dikutip dari Fitness Magazine.
Mungkin bisa dicoba untuk mengurangi kebisingan di sekitar kita saat makan. Dan siapa tahu, ternyata membuat diet kita lebih cepat berhasil.
(frp/up)











































