"Aku aja liat rekap penggunaan ponsel aku sad. Dalam sehari aku liat henpon 8,5 jam! Kan serem banget. Laptop juga, aku sekarang kan nulis berita di laptop. Ya kurang lebih 4 jam kali ya per hari. Intens ya itu. (Kalau) TV kayaknya nggak sama sekali, just HP dan laptop," terang pria yang akrab disapa Ardi, saat berbincang dengan detikHealth, Senin (1/4/2019).
Rata-rata waktu Ardi menggunakan ponsel. Foto: dok. Pribadi Muhammad Sukardi |
Dalam pekerjaannya sebagai seorang jurnalis di salah satu media online besar di Jakarta, Ardi tak mungkin tak bercengkerama dengan gadget. 'Iritasi gadget' ia alami di mata kirinya, yang awalnya ditandai dengan titik merah di dekat iris matanya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia memutuskan untuk tidak mengobatinya dan yakin akan bisa lebih cepat sembuh. Ardi beraktivitas seperti biasa, termasuk berenang tanpa memakai kacamata. Saat akhirnya ia merasakan perih saat berkedip, berair dan agak sedikit berkabut.
"Matanya udah merah banget. Terus kayak perih kalo ngedip itu perih, nggak ganjel kayak sakit mata biasa, nggak ada belek, tapi beberapa kali ada kayak ada kabut gitu sih. Anehnya nggak ada rasa gatel," imbuh Ardi.
Berkaca pada pengalaman terdahulu, Ardi segera mengobati mata kirinya karena sangat mengganggu aktivitasnya. Tak lagi menggunakan obat tetes mata biasa, ia mencoba menggunakan obat tetes mata lain untuk mengatasi infeksi pada mata.
Merah di mata Ardi memudar, namun rasa perih tetap sama dan malah terasa mengganjal. Karena melihat cahaya terang atau sesuatu berwarna terang juga membuat matanya sakit seakan ditusuk, Ardi kini juga harus mengenakan kacamata hitam bahkan di dalam ruangan sekalipun.
"Aku jadi diet mobile banget. Karena emang matanya harus diistirahatin. Dan kalau udah capek, ya matanya perih lagi, berair banget. Kayak sign gitu 'Yuk udahan yuk' Nah ini udah mulai reda perihnya, tapi kesan kabut masih suka hadir. Huhuhu," kata Ardi.
Kini ia berencana untuk memeriksakan kondisinya ke dokter, agar mendapat diagnosis dan pengobatan yang tepat. Ia pun mengimbau kepada rekan-rekan sejawat, khususnya yang bekerja sebagai jurnalis untuk mulai sadar batasan.
'Iritasi gadget' yang dialami Ardi pada 2017 lalu. Foto: dok. Pribadi Muhammad Sukardi |
Misalnya ketika mata terasa lelah, kepala terasa pening, atau mata berkunang-kunang, ia menyarankan untuk segera beristirahat. Beralih melihat suasana alam yang rindang dan hijau juga bisa jadi salah satu alternatif 'menyegarkan' mata/.
"Karena kan kerjaan kita emang ngelihat henpon sama laptop terus. Mau nggak mau kayak akan terpapar, emang disiasatinnya dengan diistirahatin gitu, misalnya sejam nggak pegang henpon."
"Intinya itu sih, jangan kelamaan di depan gadget. Ketika tubuh lo udah ngasih tanda, didengerin. Karena kan kayak itu tuh sebuah tanda yang sangat jujur dari tubuh lo sendiri, nggak diada-adaian. Kalau mata lo kayak udah yang perih banget, nah itu harus diistirahatin," tandasnya.
(frp/up)












































Rata-rata waktu Ardi menggunakan ponsel. Foto: dok. Pribadi Muhammad Sukardi
'Iritasi gadget' yang dialami Ardi pada 2017 lalu. Foto: dok. Pribadi Muhammad Sukardi