Duh jangan deh! Suaramu begitu berharga lho. Psikolog dari Yayasan Sahabatku Mitra Remaja, Fajriati Maesyaroh mengatakan bahwa pilihan kita menentukan kelanjutan negara ini.
"Nah supaya nggak galau coba caru tahu sih, track recordnya, lihat siapa suporternya, dari prestasi, kita tahu orang-orang terdekatnya, lihat visi misi dia, programnya, yang bisa membuat kita tahu kelebihannya ini kekurangannya ini," jelasnya kepada detikHealth.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Fajriati menegaskan bahwa tidak ada pemimpin yang sempurna. Maka dari itu, ia menyarankan untuk mencari calon pemimpin yang memiliki kekurangan paling sedikit.
"Jadi lebih baik pilih yang mendingan, karena kalau dibilang yang terbaik mau gimana? Belum tentu dua-duanya baik, pasti ada plus-minusnya. Yang kira-kira kalau dia kepilih yang kerugiannya paling sedikit buat masyarakat indonesia," lanjutnya.
Nah, apakah kebingungan memilih presiden dan wakil presiden bisa berisiko memunculkan adanya masalah pada kejiwaan seseorang? Pakar kesehatan jiwa sekaligus staf pengajar Departemen Psikiatri FK UKRIDA, dr Andri, SpKJ, FACLP mengatakan tidak semudah itu, misal munculnya gangguan kecemasan.
"Nggaklah, gangguan kecemasan itu tidak semudah itu, kita perlu ada keadaan tertentu yang bisa disebut sebagai gangguan kecemasan," tandasnya.











































