Nah terkait hal tersebut skip challenge tampaknya hingga kini masih dilakukan. Seorang remaja laki-laki bernama Mason Bogard dari Indiana, Amerika Serikat, dilarikan ke rumah sakit pada akhir Mei 2019 lalu dalam kondisi kritis karena melakukan skip challenge.
Menurut pengakuan sang ibu, Joann Bogard, hingga kini kondisi Mason masih koma. Dokter setiap hari berusaha mengembalikan fungsi tubuhnya namun aktivitas otak Mason tidak menunjukkan kemajuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Selama beberapa hari terakhir, staf yang luar biasa di Rumah Sakit Deaconess melakukan semua yang mereka bisa untuk membawa Mason kembali kepada kami. Sayangnya kita tidak punya lagi kesempatan karena sebuah tantangan bodoh di media sosial," tulis Joann di halaman Facebook-nya.
Pada akhirnya keluarga memutuskan untuk mendonorkan organ Mason. Total ada lima pasien yang mendapat organ dari Mason.
"Meski kami hancur karena tidak lagi bisa mengenang banyak hal bersama Mason, kami bisa sedikit tenang karena tahu Mason bisa menyelamatkan nyawa orang lain," kata Joann seperti dikutip dari Fox News, Kamis (9/5/2019).
dr Nastiti Kaswandani, SpA(K), dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) pernah menjelaskan kekurangan oksigen yang terjadi karena skip challenge berpotensi merusak otak. Ketika pasokan oksigen ke sel-sel otak berkurang terutama jika jangkauannya cukup luas, bisa menimbulkan gejala seperti stroke.
"Jadi sangat tidak direkomendasikanlah melakukan hal-hal seperti itu," pungkas dr Nastiti.












































