Mary bekerja sebagai perawat di Rumah Sakit Hamot Universitas Pittsburgh Medical Center di Erie, Pennsylvania selama 39 tahun. Di akhir hayat, ia memberi wasiat untuk meminta untuk hati dan ginjalnya didonorkan pada orang yang membutuhkan.
"Dia menyumbangkan organnya untuk membantu menyelamatkan nyawa orang lain, bahkan saat dia meninggal. Kami telah berjalan untuknya, lorong-lorong dengan lebih banyak orang daripada yang bisa saya hitung untuk mengantarnya pergi," tulis pihak rumah sakit di akun Facebook, seperti dikutip dari Daily Mail.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Donny McDowell, seorang perawat staf senior profesional dan salah satu teman Mary mengatakan bahwa ia sangat tersentuh oleh keputusan Mary menjadi donor organ. Ia juga mengatakan bahwa Mary kerap mengajarkan perawat-perawat baru tentang segala macam praktik.
"Hal tentang Mary yang paling banyak saya pelajari adalah bahwa kamu selalu memberi dan sedikit menerima," ungkap Donny.
Mary meninggalkan dua putra, Matthew dan James, dan seorang putri Laura. Matthew menyebutkan bahwa pada hari di mana seluruh rekan-rekan ibunya memberikan penghormatan terakhir adalah momen yang sangat emosional.
Dikutip dari Mayo Clinic, aneurisma otak adalah pembesaran pembuluh darah di otak yang dapat bocor atau pecah dan menyebabkan perdarahan ke otak (stroke hemoragik). Aneurisma otak pecah paling sering terjadi di antara otak dan jaringan tipis penutup otak.











































