Di media sosial, belakangan ramai beredar video pasien yang tampak 'halu' atau berbicara ngaco setelah mencapatkan obat bius. Fenomena ini membuat sebagian gen Z merasa takut menjalani prosedur medis yang membutuhkan anestesi.
Menanggapi hal tersebut, spesialis anestesiologi dan terapi intensif dari Siloam Hospital Agora dr Reno Yonora, SpAn-TI, menjelaskan bahwa kondisi itu merupakan efek samping yang tidak diharapkan, tetapi memang bisa muncul pada sebagian pasien. Meski demikian, efek tersebut tidak dialami semua orang.
"Jadi tidak selalu ada. Setiap kondisi pasien atau penyakitnya akan memberikan indikasi seberapa sih dokter itu akan berpikir kasih obatnya berapa atau pilihan anestesinya apa," ujar dr Reno dalam Health Talk di Siloam Hospital Agora, Jakarta Pusat, Rabu (10/12/2025).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penyebab 'Halu' dan Efek Disosiasi Pasca Bius
Menurut dr. Reno, sensasi seperti 'halu' atau berbicara ngaco dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor dan umumnya tidak berbahaya. Durasi tindakan atau operasi yang panjang juga dapat memicu munculnya efek tersebut.
Selain itu, ia menjelaskan bahwa beberapa jenis obat bius memang dirancang untuk menimbulkan efek tertentu, seperti disosiasi. Disosiasi adalah kondisi saat seseorang merasa terlepas dari pikiran, perasaan, ingatan, atau identitasnya sendiri.
"Biasanya itu bisa dari obat yang diberikan. Ada yang memberikan disosiasi, ada juga yang bisa terpikir," jelas dr Reno.
"Misalnya seperti obat ketalar. Tapi, kalau kita kasih obat yang berbeda, efek itu bisa tidak muncul. Jadi masing-masing obat anestesi itu punya efek samping yang berbeda-beda."
Artinya, jenis obat yang dipilih sangat memengaruhi potensi munculnya efek samping ini. Meskipun efek samping halusinasi ini terekspos di media sosial, dr. Reno menekankan bahwa Gen Z atau pasien mana pun tidak perlu takut menjalani prosedur medis yang membutuhkan anestesi.
Ia menjamin bahwa semua tindakan anestesi diberikan berdasarkan rekomendasi ilmiah dan standar keamanan yang ketat.
Dokter Reno menyarankan agar pasien yang merasa cemas dapat meminta penjelasan lebih lanjut dan detail mengenai prosedur, risiko, dan pilihan obat yang akan digunakan kepada dokter maupun tenaga medis sebelum tindakan dilakukan.
"Jangan takut, karena tujuannya untuk kesehatan harus diikuti. Kalau sudah dikeluarkan [izin prosedur], itu berarti sudah aman," pungkasnya.
Simak Video "Video: Ketiga Terdakwa Pemerasan PPDS Anestesi Undip Divonis 2 Tahun dan 9 Bulan Bui"
[Gambas:Video 20detik]
(sao/kna)











































