"Setidaknya gejala itu dari dulu ada. Karena memang begini, bagaimana seseorang yang sudah berkeluarga, masuk ke dalam lapas, otomatis kan kebutuhan biologisnya tidak tersalurkan," kata Liberti seperti dikutip dari detikcom pada Selasa (9/7/2019).
Seksolog dr Heru H. Oentoeng, M.Repro, SpAnd, dari RS Siloam Kebon Jeruk berkomentar bahwa memang kecenderung perilaku homoseksual bisa terjadi di penjara karena kepepet. Namun demikian bukan berarti penjara akan mengubah orientasi seksual seseorang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal senada juga diutarakan oleh spesialis kesehatan jiwa dr Andri, SpKJ, FAPM, dari klinik Psikosomatik Omni Hospital Alam Sutera. Ia menyinggung secara kejiwaan hal ini mungkin bisa dicegah dengan menerapkan bilik cinta di penjara selain dengan mengurangi jumlah tahanan agar tidak melebihi kapasitas.
"Daripada itu sebenarnya selain overcrowded harus dikurangi, kedua bisa juga dengan misalnya menciptakan bilik asmara tuh. Katanya di beberapa tempat ada bilik asmara, kalau orang sudah berkeluarga punya suami atau istri itu bisa datang ke situ melakukan hubungan seksual," ungkap dr Andri.
"Bisa saja digunakan karena memang namanya dorongan seksual itu lahiriah, semua manusia normal punya mau orientasinya apapun. Secara kejiwaan bisa dilihat sebagai sesuatu yang dimungkinkan," pungkasnya.
(fds/up)











































