Menurut data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, prevalensi perokok pada anak-anak dan remaja Indonesia di bawah 18 tahun meningkat, dari yang sebelumnya 7,2 persen menjadi 9,1 persen.
Melihat hal yang cukup miris ini, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek menyoroti peraturan yang ada di sekolah dan meminta para guru untuk tidak merokok juga.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Menkes Nila, meningkatnya prevalensi perokok pada anak-anak dan remaja salah satunya karena mudahnya iklan maupun sponsor rokok beredar di media sosial. Mengingat media sosial digunakan oleh segala umur.
"Kita harus menurunkan (jumlah) rokok pemula, harus mencapai 5 persen," tegas Menkes Nila.
Iklan rokok dianggap sangat berpengaruh membuat anak-anak dan remaja terpikat untuk mencoba rokok. Sebagaimana yang kita tahu, rokok merupakan penyebab utama dari kanker dan penyakit tidak menular lainnya. Padahal penyakit-penyakit itu bisa dicegah dengan mengurangi perilaku buruk merokok.
(wdw/up)











































