Mengapa kondisi polusi udara Jakarta makin buruk? Beberapa ahli menyebut salah satunya karena proyek pelebaran trotoar. Disebut ada ancaman polusi dari debu konstruksi dan diperparah oleh gas-gas kimia akibat penumpukan kemacetan kendaraan.
Terkait hal tersebut, peneliti perubahan iklim dan kesehatan lingkungan, Dr Budi Haryanto, SKM, MSPH, MSC, dari Universitas Indonesia menjelaskan ada dua ancaman polusi udara yaitu debu dan gas. Keduanya disebut bisa berdampak buruk menimbulkan berbagai penyakit mulai dari masalah pernapasan, kanker, hingga jantung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Budi ancaman debu dalam konteks karena konstruksi pekerjaan trotoar, mungkin tidak lebih berbahaya daripada polusi gas. Debu yang berukuran besar sulit untuk menembus masuk saluran napas.
"Kalau kimia kan itu justru dari bahan bakar kendaraan yang kualitasnya rendah. Misal pakai bahan bakar solar, premium, pertalite itu kan masih rendah kualitasnya (pembakarannya tidak sempurna). Itu menjadi sumber pencemaran yang tinggi," kata Budi kepada h.
"Solar yang mengandung sulfur bisa mengganggu sistem saraf, mengganggu ginjal, bisa gangguan fungsi paru, jantung. Bensin karena ada benzena hidrokarbon bisa menyebabkan gangguan saraf pusat, gangguan paru, jantung. Efeknya jangka panjang. Kalau jangka pendek paling bersin-bersin batuk-batuk," lanjutnya.
(fds/up)











































