"Termometer sudah sangat biasa dimiliki di tingkat rumah tangga bahkan kita dulu menganjurkan tiap keluarga memiliki termometer apalagi jika memiliki balita," tutur Dirjen Kesehatan Masyarakat Kemeterian Kesehatan RI, dr Kirana Pritasari, saat dijumpai detikHealth di daerah Jakarta Selatan, Selasa (30/7/2019).
Kirana menambahkan, risiko pajanan merkuri di masyarakat masih ada karena masih banyak rumah tangga menggunakan alat kesehatan bermerkuri. Selain itu kemampuan fasilitas pelayanan kesehatan untuk mendeteksi gejala gangguan kesehatan akibat merkuri juga masih kurang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Minimnya pengetahuan karena masyarakat masih menyinpan termometer yang mengandung merkuri," tambahnya.
Adapun dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat penggunaan merkuri antara lain kerusakan sistem saraf pusat, ginjal, dan paru-paru. Untuk janin, dampaknya berupa kelumpuhan otak, gangguan ginjal, cerebral palsy, cacat mental serta kebutaan.
"Kami mengharapkan agar masyarakat lebih aware pada alat kesehatan yang mengandung merkuri demikian juga dengan tenaga kesehatan agar bisa menjadi monitor penggunaan alkes bermerkuri," pungkasnya.
(kna/up)











































