Peneliti Bioplastik Muhammad Ghozali, MT dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Pusat Penelitian Kimia mengatakan, sebetulnya warna bukan acuan pasti apakah kresek tergolong aman atau berbahaya sebagai pembungkus makanan.
Sebagian besar kantong kresek biasanya jenis HDPE (High Density Polyethylene) dan telah berkali-kali mengalami proses daur ulang. Seberapa bahanyanya kresek tersebut bisa dilihat dari teksturnya yang semakin tebal, tidak elastis atau mudah sobek, kasar, dan berbau.
"Kita kan tidak tahu saat di recycle itu bahannya dari mana. Walaupun sudah dicuci tapi ditakutkan ada migrasi zat-zat dari recycle tersebut," katanya saat diwawancarai detikHealth baru-baru ini.
Kresek hitam biasanya sudah didaur ulang sebanyak 4 sampai 5 kali. Sementara proses daur ulang kresek berwarna tidak sesering kresek hitam.
"Itu kan sudah ditambah zat pewarna, bahannya HDPE juga. Kresek warna merah atau belang-belang juga berbahaya, tapi tidak seberbahaya yang warna hitam," katanya.
Lantas, plastik jenis apa yang paling aman untuk pembungkus makanan? Ghozali menyarankan, plastik jenis LDPE (Low Density Polyethylene) atau HDPE grade satu. Jenis plastik ini masih virgin dan belum ada campuran zat apapun dari proses daur ulang.
"Plastik yang bening putih itukan biasanya bahannya LDPE, itu enggak apa-apa aman. Karena plastikya sudah foodgrade dari awal dan memang khusus untuk makanan," pungkasnya.
(up/up)











































