Kepala Tim Peneliti Penyembelihan Halal Science Center (HSC) Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Institut Pertanian Bogor (IPB) Drh Supratikno, MSi, PAVet mengatakan bahwa juru sembelih harus musli, dewasa, sehat jasmani dan rohani, serta membaca kalimat Tasmiyah.
Selain itu, penyembelihan harus dilakukan sekaligus dengan satu kali sayatan atau beberapa kali gerakan tanpa mengangkat pisau. Mengapa demikian?
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sayatan harus mengiris saluran nafas atau hulqum, saluran makan atau mari', dan dua urat nadi (arteri carotis). Penyembelihan harus mengiris urat nadi karena dengan tersayatnya nadi maka darah akan keluar dengan cepat sehingga hewan cepat mati dan daging tidak banyak mengandung darah," jelas Supratikno kepada detikHealth.
Supratikno menambahkan, teknik penyembelihan yang baik adalah dengan menangani hewan juga dengan baik, seperti tidak membuatnya stres, penyembelihan dilakukan dengan cepat setelah dibaringkan, menggunakan pisau yang sangat tajam dengan ukuran panjang sekitar 1,5 kali lebar leher hewan kurban.
"Sayatan sebaiknya dilakukan bawah ke atas, pisau diselipkan dibawah leher, kemudian ditarik dari bawah ke atas, jangan sekali kali mengangkat pisau sebelum yakin semua saluran putus, jika ada yang belum putus maka boleh digerakkan maju mundur tanpa mengangkat pisau," tuturnya.
(up/up)











































