Kala itu ia dan sang nenek, Lily, mengikuti lomba lari yang diadakan oleh sekolah dari salah satu anaknya. Laura tak sanggup hingga harus berhenti beberapa kali dan terengah-engah.
"Dia bertanya padaku apakah aku tidak apa-apa. Aku hanya berdiri dengan wajah merah melihat ekspresi kebingungannya dan berpikir 'Ini gila'. Aku berusia 34 tahun. Wanita berusia dua kali lipatnya membuatku merasa bukan apa-apa," tutur Laura, seperti dikutip dari Mirror UK.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Awalnya Laura tak sanggup berlari lebih dari 200 meter. Akan tetapi setiap hari ia bangkit dan mencoba lagi, tekadnya bulat untuk tidak menyerah.
Ia juga mengganti hobinya mengonsumsi coklat dan makan-makanan berminyak dan berlemak dengan buah seperti alpukat, daging ayam, salad dan makanan buatan sendiri. Ia juga bertekad tidak terjebak yo-yo dieting, seperti yang dialaminya sejak remaja yang membuat berat badannya melonjak.
Tak hanya itu, ia juga menggalang donasi bagi Panti Asuhan Hope House Children dengan melalukan skydiving. Laura juga mengikuti pelatihan sebagai pelatih dan ahli gizi sembari bekerja sebagai seorang akuntan.
Sayangnya, si nenek telah meninggal pada tahun 2016 lalu. Namun Laura yakin pasti ia akan sangat gembira melihat kemajuannya kini.
"Semua orang bilang dia (Lily) akan sangat bangga akan apa yang sudah ku lakukan dan dialah yang menjadi katalis bagi aku yang baru," pungkasnya.
(frp/up)











































