Angelita, Maria Faulina Augustine, dan Gracia Oktaviani, melakukan riset terhadap tanaman Ujung Atap yang diklaim dapat menjadi obat 'pembasmi' nyamuk. Lebih spesifik, bahan yang digunakan dalam riset adalah batang dan daun Ujung Atap. Ketiganya mendapat ide untuk melakukan riset ini karena cerita masyarakat sekitar.
"Ide awalnya dari cerita orang-orang sekitar Palangkaraya yang katanya tanaman Ujung Atap ini ampuh untuk mengusir nyamuk. Jadi kami pengen tahu lebih dalam lagi tentang tanaman ini. Akhirnya kami tes uji kandungannya," cerita Angelita pada detikHealth, Jumat (23/8/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Angelita, masyarakat Palangkaraya sudah sering menggunakan tanaman Ujung Atap sebagai obat pengusir nyamuk. Tidak hanya itu, air rebusan batang dan daun tanaman ini juga seringkali digunakan untuk mengobati sakit perut.
"Di Palangkaraya memang banyak tanaman ini. Hidupnya di hutan sama seperti Bajakah. Jadi nyarinya memang harus ke daerah hutan," jelas Angelita.
Sama seperti tim riset akar bajakah, tim ini juga berprestasi di level internasional. Foto: Dok. Pribadi |
Ketiga siswi ini membuat inovasi dengan mengubah Ujung Atap sebagai 'pembasmi' nyamuk dalam dua bentuk. Pertama, dalam bentuk bubuk dan kedua dalam bentuk spray atau semprotan.
"Bentuknya ada 2. Pertama, bubuk bisa dibakar. Caranya, bubuk dimasukkan ke daun pisang kering kemudian dililit, lalu dibakar. Asapnya yang buat usir nyamuk. Kalau yang kedua bentuknya semprot. Jadi yang semprot ini dari bubuk kemudian kami filtrasi. Kami saring pakai air. Air endapan ini yang kemudian kami pakai," jelas Angelita.
Riset memakan waktu selama kurang lebih 6 bulan. Uji coba langsung terhadap nyamuk dilakukan untuk membuktikan khasiat Ujung Atap.
"Jadi riset kemarin udah termasuk uji coba langsung ke nyamuknya. Yang bentuk bubuk itu bisa bunuh nyamuk 5 sampai 40 menit. Yang spray itu 15 sampai 45 menit. Jadi khasiat lebih terlihat yang bubuk," terang Angelita, yang saat ini masih menempuh pendidikan SMA kelas 1.
Tim Insect Filenmenly berhasil mendapatkan dua buah penghargaaan dalam ajang WICO yaitu Gold Medal dan Best Innovation dari Thailand. Hal ini lagi-lagi membuktikan bahwa alam Indonesia dan potensi anak bangsa sangat kaya dan sudah seharusnya dikembangkan untuk kemajuan dunia pengetahuan dan inovasi dunia medis.
(up/up)












































Sama seperti tim riset akar bajakah, tim ini juga berprestasi di level internasional. Foto: Dok. Pribadi