Konsepnya berfokus pada menajemen rumah sakit yang menyelenggarakan pelayanan yang aktif dengan memanfaatkan teknologi dan informasi. Semula, petugas rumah sakit yang menunggu pasien datang ke rumah sakit, namun kini khususnya di Kabupaten Tulungagung, pasien lah yang dijemput saat mengalami keadaan darurat, misalnya saat mengalami serangan jantung, kecelakaan, ataupun kondisi darurat lainnya dengan mengembangkan aplikasi Public Safety Centre (PSC).
dr Supriyanto mengungkapkan bahwa Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek pun mengapresiasi konsep baru ini yang sudah sukses berjalan sejak tahun 2015 lalu. Menkes meminta agar konsep ini bisa menjadi role model dan diimplementasikan di rumah sakit seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Konsep yang dibuat dr Supriyanto berfokus pada peningkatan pelayanan kesehatan untuk masyarakat, khususnya Kabupaten Tulungagung dengan memanfaatkan teknologi. Masyarakat hanya perlu mengunduh aplikasi PSC, dan dapat dengan cepat memanggil bantuan, baik tenaga medis ataupun polisi hanya dengan menekan tombol darurat. PSC yang dikembangkannya sudah terintegrasi dengan berbagai lembaga di Kabupaten Tulungagung.
dr Supriyanto menambahkan, seluruh masyarakat Tulungagung tidak perlu memikirkan biaya pengobatan, terutama pada keadaan darurat. Semua masyarakat bisa mendapatkan pelayanan kesehatan tanpa perbedaan, baik peserta JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) maupun tidak.
"Sehingga rakyat kerja untuk makan saja, karena kan memang UUD 45 kan mengatakan bahwa pelayanan kesehatan haknya rakyat dan harus kita berikan hak itu," tegasnya.
Selain menjadi finalis di The International Hospital Forum and Award, dr Supriyanto juga menjadi nominasi The Best Hospital kategori Rumah Sakit Regiona/distrik pada acara UROPEAN AWARDS NIGHT yang diadakan oleh Excellence In Quality and Management Forum Cannes yang akan diselenggarakan di 'ibu kota' festival dunia Cannes Perancis pada tanggal 04 Oktober 2019 mendatang.
(wdw/up)











































