"Seorang gadis bertanya saya soalan ini: 'Doktor, bagaimana saya nak buktikan kepada tunang dan family saya yang saya masih dara. Ada tak medical check-up untuk bagi bukti sebab diorang minta.' First of all, I cannot believe that someone would ask such thing," tulis @DrAmalinaBakri yang dalam keterangan profilnya menyebut ia seorang ahli bedah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjelaskan konsep 'tes keperawanan' biasanya dilakukan dengan memeriksa keutuhan selaput dara dan/atau dengan memasukkan jari ke vagina. Namun tes tersebut sebetulnya cacat karena keutuhan selaput dara tidak bisa jadi petunjuk apakah seorang wanita pernah berhubungan seksual atau tidak.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
WHO sudah sejak tahun 2018 mengajak para petugas medis segera menghentikan praktik tes keperawanan karena tak bisa dibuktikan malah berpotensi buruk untuk wanita. Bahkan tanpa berhubungan seksual sekalipun selaput dara bisa tampak robek atau rusak karena hal-hal alami.
dr R Muharam, SpOG(K), dari Klinik Yasmin RSCM menjelaskan sebagai contoh kegiatan seperti terjatuh atau kecelakaan bisa jadi penyebab selaput dara robek.
"Bisa karena jatuh atau kecelakaan yang menimbulkan luka-luka di organ kemaluannya, sehingga bisa menyebabkan selaput dara robek atau rusak," ujar dr R Muharam beberapa waktu lalu.
(fds/up)











































