Saran Psikolog Saat Mendengar Cerita Sedih yang Dicurigai Modus Penipuan

Saran Psikolog Saat Mendengar Cerita Sedih yang Dicurigai Modus Penipuan

Khadijah Nur Azizah - detikHealth
Kamis, 12 Sep 2019 18:20 WIB
Saran Psikolog Saat Mendengar Cerita Sedih yang Dicurigai Modus Penipuan
Simpati dengan orang lain bisa merugikan. (Foto: iStock)
Jakarta - Siapa yang tak mau berkawan dengan orang baik dan punya rasa simpati tinggi? Meski demikian, tidak ada yang ingin diperalat karena berbuat baik kepada sesama.

Sebuah kisah tak mengenakkan dibagikan di Twitter. Seorang pelanggan ojek online tersentuh oleh cerita sedih driver yang mengantarnya, lalu memberikan sejumlah uang sebagai bantuan. Belakangan, ia mencurigai bahwa cerita sedih itu cuma modus penipuan, karena banyak yang mengaku pernah jadi korban dari orang yang sama tetapi dengan cerita yang tidak konsisten.

"Dalam kasus semacam ini kita gunakan simpati saja yaitu merasa iba. Simpati dengan orang lain bisa merugikan kalau kemudian tidak diimbangi dengan pemikiran kritis logis hingga berakibat pada penipuan," kata psikolog klinis dari Personal Growth, Veronica Adesla, MPsi, saat dihubungi detikcom, Kamis (12/9/2019).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Ketika kasus ini terjadi terus menerus, bukan tak mungkin kedepannya banyak orang yang akan menjadi skeptis ketika mendapati kasus serupa. Bukan tak mungkin makin banyak yang tak lagi mau membantu karena khawatir kebaikannya disalahgunakan.

Oleh sebab itu, Vero menyarankan ketika mendengar cerita yang menggugah simpati atau iba dan merasa ragu, ada baiknya dengarkan saja tanpa menunjukkan ketertarikan terhadap pembicara. Sekali-kali percaya pada intuisi, meski belum ada bukti yang mendasarinya

"Tenang dulu berpikir dengan jernih... tidak perlu mengambil keputusan atau tindakan terburu-buru," tutupnya.

Detikers punya pengalaman ketemu driver dengan kisah sedih? Bagaimana kalian menyikapinya? Tulis di kolom komentar ya.




(kna/up)
Tertipu Cerita Sedih
9 Konten
Pada dasarnya manusia adalah makhluk sosial, mudah tersentuh oleh cerita-cerita mengharukan. Namun secara psikologis hal itu juga menjadikannya rentan jadi korban penipuan dengan modis cerita sedih, seperti yang viral baru-baru ini.

Berita Terkait