Terkait hal tersebut, Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof DR Dr Aru Wicaksono Sudoyo, SpPD-KHOM, FINASM, FACP, dengan tegas menyebutkan bersepeda terlalu lama tidak akan memicu kanker prostat atau merusak alat kelamin pria.
"Saat bersepeda, mungkin selama kurang lebih 3 jam, itu prostatnya akan tertekan oleh sadel. Sehingga PSA yang ada dalam prostat itu akan bocor keluar karena kerusakan jaringan. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan penyakit (kanker prostat)," terangnya saat ditemui dalam acara Fight For Your Man: Pentingnya Deteksi Dini Kanker Prostat, Selasa (24/9/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PSA atau prostate-specific antigen merupakan protein yang ada dalam kelenjar prostat berfungsi mengencerkan air mani atau cairan semen. Cairan tersebut yang membantu sperma bergerak bebas.
Menurut dr Aru justru risiko kanker prostat lebih banyak dipengaruhi oleh faktor risiko yang masuk ke dalam tubuh seperti konsumsi makanan junk food, merokok, dan gaya hidup tidak sehat lainnya.
"Selain itu faktor usia juga menjadi salah satu faktor risiko tertinggi. Di usia 55-69 tahun sangat disarankan untuk deteksi dini, tapi jangan dilakukan usai gowes atau bersepeda dalam waktu lama karena bisa jadi false positive (salah diagnosis)," tutupnya.
(frp/fds)











































