Tak dapat dipungkiri terdapat kondisi medis yang kadang tidak bisa dijelaskan dan terkesan aneh yang sering dikaitkan dengan santet. Walau santet tak ada dalam ilmu medis, apa dokter tetap percaya?
"Nah sekarang begini, di dunia ini ada istilah nyata dan tidak nyata. Kita kan musti percaya juga hal yang gaib. Ada setan, ada jin, tapi bukan berarti kita otomatis mempercayakan sesuatu yang artinya menghubung-hubungkan," kata praktisi kedokteran dan guru besar dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Prof Dr dr Ari Fahrial Syam, SpPD-KGEH, MMB, FINASIM, FACP, FACG.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Percaya pada hal yang gaib bukan berarti semata-mata menyimpulkan dan mengaitkan penyakit yang diidap seseorang dengan ilmu hitam atau santet.
"Apalagi tadi, barang ini sudah gaib lalu kita mau menghubungkan sama sesuatu yang sudah terjadi. Ini agak susah menjelaskannya. Jangan sampai nanti timbul fitnah karena ketika ada yang dituduh dan diyakini dia yang ngerjain makanya pasien jadi sakit," ucap dr Ari.
Diwawancara terpisah, psikiater dari Omni Hospital Alam Sutera dr Andri, SpKJ, FACLP mengatakan meski banyak yang menafsirkan dirinya terkena santet padahal mengidap gangguan jiwa, ia tak menampik adanya budaya yang tak dapat dijelaskan secara pikiran rasional.
"Kita tidak memungkiri, memang ada budaya yang tidak bisa jelaskan. Dan saya tidak punya kompetensi di bidang itu ya. kok bisa ada paku, itu di luar kompetensi saya," tutup dr Andri.
(kna/fds)











































