Tak hanya para demonstran yang hadir untuk kesekian kalinya, tim medis juga kembali bersiap untuk menolong dan membantu para korban cedera. Kemarin (1/30), sekitar 20 petugas medis yang terdiri dari dokter dan perawat bersiap di Kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, dan menyediakan 5 ambulans.
Salah satu petugas medis membagikan ceritanya saat menolong korban cedera akibat aksi demo yang berlangsung pada 24 September 2019 lalu. Ia mengatakan harus terus membantu walaupun gas air mata sudah mulai mengganggu penglihatannya
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk mengatasi rasa perih karena gas air mata, ia menggunakan masker odol di bawah matanya. Meskipun hanya sedikit efek yang dirasakan, tapi itu cukup membantu.
"Pakai odol di bawah mata aja, itu sedikit membantu mengatasi rasa perihnya. Tapi, pasien yang cedera luka parah ataupun yang terkena imbas gas air mata yang sampai gawat itu sih alhamdulillah tidak ada. Semuanya masih aman terkendali lah ya," ujarnya.
Jika korban terkena gas air mata dan mengeluh perih, pengobatannya diatasi dengan membasuh mata dengan air biasa. Tetapi jika ke pernapasan, tim medis akan langsung memberikan bantuan oksigen.
Meskipun lemparan gas air mata cukup mengganggu proses evakuasi dan proses pemberian pertolongan, hal itu tidak menyurutkan semangat para petugas medis untuk menolong korban cedera pada aksi tersebut.
"Meskipun keadaannya begitu, kami akan terus mencoba memberikan pertolongan pengobatan yang terbaik dan dapat menolong semua korban, mau itu mahasiswa, orang disekitarnya, aparat, hingga wartawan juga tidak luput dari pantauan kami," tuturnya.
(kna/fds)











































