Kontroversi ini muncul sejak keluarga korban penembakan massal yang terjadi di penayangan film Batman, The Dark Knight Rises, pada 2012 di Colorado menyampaikan kekhawatiran mereka. Mereka khawatir film Joker justru memberikan empati bagi pelaku dengan gangguan mental untuk melakukan tindak kejahatan keji.
Namun, dikutip dari Psychology Today, Bobby Azarian, PhD, seorang ilmuwan saraf kognitif yang berafiliasi dengan Universitas George Mason mengatakan bahwa dari dua trailer yang telah dirilis, ia percaya efek positif film Joker pada masyarakat akan lebih besar daripada yang negatif. Menurutnya, film Joker dapat mendidik masyarakat tentang penyakit mental dan cara mengatasinya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Arthur Fleck awalnya bukan maniak pembunuh. Dia adalah seorang pelawak dan penghibur yang ingin membawa sukacita bagi dunia, dan seorang putra yang dengan penuh kasih merawat ibunya yang sakit. Dia menjadi terkoyak dan kasar hanya setelah dia diganggu, dipukuli, dan dihina oleh orang lain," kata Bobby.
Menurut Bobby, film ini bisa membuat kita semua berpikir lebih dalam tentang faktor sosial dan psikologis apa saja yang dapat mendorong seseorang yang rentan secara mental. Kalau menurutmu bagaimana? Saksikan Joker yang rilis hari ini di bioskop kesayangan Anda.
(wdw/wdw)











































