Perilaku ini disebut bruxism, lebih sering ditemukan pada orang dewasa. Menurut dokter gigi Karyn Kahn, DDS, tidak ada yang bisa dilakukan untuk mencegah seseorang menggertakkan giginya saat tidur.
"Yang bisa kita lakukan hanyalah mencari dampak dari menggertakkan gigi dan menahan rahang serta membentu mengurangi gejalanya," katanya, dikutip dari Cleveland Clinic.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Riset menyebutkan bahwa bruxism awalnya dari sistem saraf pusat, dan juga mengonsumsi antidepresan bisa menyebabkan kita menggertakkan gigi, seperti rasa cemas dan stres. Memiliki kepribadian yang kompetitif, peminum alkohol, merokok, dan riwayat keluarga juga bisa menjadi faktor risiko.
Dalam jangka pendek, menggertakkan gigi dan menahan rahang bisa merusak otot temporomandibular (TMJ), otot engsel yang menghubungkan rahang bawah ke tengkorak. Terlalu banyak tekanan bisa menyebabkan kontraksi otot akibat bruxism dan menyebabkan rahang terkuci, sakit telinga, sakit kepala, nyeri wajah, dan tulang berkeletuk.
Jika hal ini berlanjut bisa menyebabkan nyeri wajah yang kronis (lebih dari enam bulan), fraktur gigi, sakit kepala tiap hari, migrain, dan masalah TMJ kronis. Berikut ada 5 hal yang bisa dilakukan untuk mencegahnya:
1. Hindari mengonsumsi kafein (soda, kopi, dan cokelat), terutama sebelum tidur
2. Hindari alkohol dan merokok
3. Jangan mengunyah bolpoin, pensil atau hal lain yang bukan makanan (misalnya kebiasaan sedang menulis)
4. Jangan mengunyah permen karet tiap hari, karena bisa menyebabkan nyeri yang sudah ada memburuk
5. Hindari tidur tengkurap atau menaruh tangan di area rahang
(frp/up)











































