"Biasanya hari setelah pesta ulang tahunnya, dia menikmati hadiahnya, aku menaruh sticky note di pintu:'Ginekolog. Besok. 9.30'," kata pria dengan nama asli Clifford Harris ini, demikian yang dilaporkan Asia One.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tes keperawanan dilakukan dengan memeriksa keutuhan selaput dara dan/atau dengan memasukkan jari ke vagina, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Sebenarnya selaput dara memiliki tekstur tipis yang mudah robek tak hanya akibat berhubungan seksual saja.
Aktivitas seperti bersepeda, gimnastik, menunggang kuda, penggunaan tampon, dan masturbasi dapat mengoyak selaput dara. Kerusakannya pun nyaris tak berbeda dengan kerusakan akibat hubungan seks, jika dilihat secara kasat mata.
Bentuk dan ukuran selaput dara sangat berbeda pada satu perempuan dan perempuan lain. Ada juga yang bahkan tak mempunyai selaput dara sama sekali.
"Terlahir tanpa selaput dara tak akan berdampak pada kesehatan seksual ataupun reproduksi sama sekali," ujar Mary Rosser, MD, direktur obstetri dan ginekologi di Montefiore Health System, dikutip dari SELF.
Rosser menyebut bahwa selaput dara ialah struktur vestigial yang tidak benar-benar memberikan fungsi fisiologis spesifik, seperti usus buntu atau gigi geraham bungsu.
(up/up)











































