"(Aida) Baik-baik aja. Itu cuma prank. Ya seperti itulah nge-prank-prank kan," kata Madi, seperti yang diberitakan detikcom, Selasa (10/12/2019).
Menggunakan bunuh diri sebagai bahan bercandaan mengundang tanggapan dari Benny Prawira, pendiri komunitas Into The Light Indonesia. Ia menyebut sangat menyayangkan hal tersebut harus terjadi lewat sosok seorang figur publik.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, hal ini akan membuat rancu jika ada orang yang benar-benar mencari bantuan di media sosial. "Makin tidak dipedulikan atau cuma dianggap 'Ah lu cuma ngeprank!'" imbuhnya lagi.
Ia juga menyayangkan banyaknya prank-prank yang menggunakan hal-hal sensitif, seperti pemerkosaan, bunuh diri, atau yang belakangan ini ramai, pada ojek online. Sarannya, sebagai netizen yang cerdas haruslah bisa menanggapi dengan serius terlebih dahulu, urusan nanti apakah dia menjadikan itu bahan bercandaan atau tidak, jadi urusan belakangan.
Benny menambahkan, kita tidak pernah tahu apa intensi seseorang melakukan hal tersebut. Oleh karena itu yang bisa dilakukan hanyalah 'mengamankan' mereka terlebih dahulu, terlepas apapun niat yang dia lakukan. Hal ini diharapkan agar orang-orang tidak semakin tak acuh pada permintaan tolong di media sosial.
"Apapun yang terjadi, apapun yang jadi motivasi orang ketika dia berbicara mengenai bunuh diri di media sosial tetap saja tanggapin dulu. Lebih baik kita overestimate dan kita salah, daripada kita underestimate tapi ternyata dia memang pengin mati," pungkas Benny.
Jika menemukan atau bahkan mengalami gejala yang menunjukkan keinginan bunuh diri, jangan ragu untuk mencari bantuan.
Komunitas Yayasan Pulih bisa menjadi pilihan yang bisa kamu hubungi lewat instagram di @yayasanpulih dan email di pulihcounseling@gmail.com atau melalui Hotline Kementerian Kesehatan di 1500-567.
(frp/up)











































