Sempat tak mendapat kepercayaan dari semua orang mengenai ide RS Apung-nya, dr Lie nekat menjual rumah demi membeli sebuah kapal kecil untuk membuat rumah sakit.
"Saya mulai dengan rumah sakit yang sangat kecil, dari pinisi kapalnya. Kapal kayu yang tua. Saya beli kapal barang, saya menjual rumah saya untuk down paymentnya, lalu saya cicil selama 1 tahun, dan 3 tahun lamanya saya pakai untuk merubah sepotong demi sepotong kapal itu, sampai akhirnya menjadi sebuah rumah sakit apung," ujarnya saat berbincang di RS Apung Nusa Waluya II, Pluit, Jakarta Utara, Selasa (10/12/2019).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ruang kontrol RS Apung dr Lie. Foto: Nafilah Sri Sagita K/detikHealth |
dr Lie mengaku untuk berada di titik sekarang, perubahan paling besar terjadi ketika akhirnya diundang di salah satu TV swasta pada 2014, yang membuat donatur serta relawan menjadi terus berdatangan.
"Dari awal itu semuanya dari kantong sendiri, karena nggak ada orang yang percaya, satu-satunya yang percaya cuma saya sendiri. Dan keinginan saya memang sabgat kuat untuk membantu," pungkasnya.
RS Apung ini dilengkapi juga dengan ruang perawatan. Foto: Nafilah Sri Sagita K/detikHealth |
Ruang perawatan anak juga ada. Foto: Nafilah Sri Sagita K/detikHealth |
(up/up)














































