"Ditemukan lebam-lebam. Di tubuh korban dan leher terdapat luka lebam," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes, Saptono Erlangga Waskitoroso saat dikonfirmasi, Selasa (7/1/2020).
Mengutip Explore Forensics, setelah kematian, serangkaian perubahan akan terjadi pada tubuh manusia dan bersifat alami. Memahami perubahan akan membatu ahli forensik untuk memperkirakan waktu kematian dan penyebabnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Spesialis patologi dan forensik dari San Francisco dan CEO dari Pathology Expert, Dr Judy Melinek, menjelaskan setelah kematian, pasokan darah akan berhenti bergerak setelah jantung tak lagi memompa darah. Pasokan darah yang terisisa nantinya akan bergantung pada sifat kematian sebagai respon langsung terhadap gravitasi.
Sebagai contoh, seseorang yang meninggal dalam keadaan berbaring, semua darah mereka akan mengalir ke punggung karena adanya gravitasi sehingga membuat warna kebiru-biruan di tubuhnya. Rasa sakit, lokasi, dan warna lebam juga bisa memberikan informasi tentang waktu dan penyebab kematian.
Situs Amboss menuliskan warna lebam pada tubuh mayat bisa memperkirakan beberapa hal mengenai penyebab kematian. Di antaranya:
- Lebam keunguan: lividitas normal
- Lebam coklat tua: keracunan fosfor
- Lebam merah kecoklatan: keracunan zat pembentuk methemoglobin
- Lebam merah muda pucat: kehilangan darah, anemia, pendarahan hebat
- Lebam merah ceri: keracunan karbon monoksida
- Lebam merah terang: keracunan sianida
(kna/up)











































