Menurut psikolog Nuzulia Rahma Tristinarum, dari Motherhope Indonesia, kemunculan perkumpulan yang mirip sekte ini biasanya muncul karena beberapa alasan. Bisa jadi karena ada motif ekonomi atau memang latar belakang masalah jiwa.
"Kemungkinan orang tersebut mengalami gangguan mental yang dinamakan psikosis, atau karena kepentingan tertentu. Misalnya untuk mendapatkan uang dan popularitas dengan cara instan," jelasnya saat dihubungi detikcom.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal serupa juga diutarakan oleh psikiater dr Lahargo Kembaren, SpKJ, dari RS Siloam Bogor. Menurutnya ada gangguan jiwa yang bisa membuat seseorang kesulitan membedakan realitas dan khayalan.
"Dia mengalami halusinasi, gangguan persepsi panca indra, mendengar suara-suara bisikan, melihat bayangan, mencium bau-bauan, merasa ada sesuatu di kulit dan di lidah, yang semuanya tidak ada sumbernya," kata dr Lahargo.
Di Indonesia memang beberapa kali ramai soal berdirinya perkumpulan mirip sekte dengan ratusan bahkan ribuan pengikut.
Contoh pria asal garut bernama Sensen Komara mengaku sebagai nabi. Ia didiagnosis memiliki gangguan kejiwaan dan sempat menerima hukuman pada tahun 2012 lalu karena dianggap menistakan agama.
Selain itu pada tahun 2018 sempat heboh juga soal munculnya Kerajaan Ubur-ubur di Serang yang dipimpin oleh seorang ratu bernama Aisyah Tusalamah. Tiga dokter dari Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Dr. Soeharto Heerdjan, Grogol, menyebut Aisyah mengalami gangguan jiwa berat.
"Selama 21 hari diobservasi di Grogol disimpulkan bahwa terperiksa mengalami gangguan jiwa berat, psikosis, tidak mampu bertanggung jawab terhadap perbuatannya," kata Kapolres Serang Kota AKBP Komarudin saat itu mengumumkan hasil pemeriksaan Aisyah.
Bagaimana dengan Keraton Agung Sejagat? Tentunya masih harus menunggu penyelidikan.
(fds/up)











































