Corona di Indonesia Beda dari 3 Tipe Utama Dunia, Ini Penjelasan Eijkman

Corona di Indonesia Beda dari 3 Tipe Utama Dunia, Ini Penjelasan Eijkman

Firdaus Anwar - detikHealth
Rabu, 06 Mei 2020 17:25 WIB
Corona di Indonesia Beda dari 3 Tipe Utama Dunia, Ini Penjelasan Eijkman
Mutasi virus Corona di Indonesia berbeda dari tiga tipe utama di dunia. (Agung Pambudhy/detikcom)
Jakarta -

Virus Corona COVID-19 di Indonesia disebut berbeda dari tiga tipe utama yang diketahui beredar di dunia. Hal ini diketahui setelah peneliti dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman melakukan whole genome sequencing (WGS) alias analisis genetik pada tiga sampel virus dari pasien positif.

Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Bambang Brodjonegoro mengatakan perbedaan tipe ini terjadi karena virus Corona bermutasi.

"Sejauh ini, dari informasi GISAID, ada tiga tipe COVID-19 yang ada di dunia. Ada tipe S, tipe G, dan tipe V. Di luar tiga tipe itu, ada yang disebut sebagai tipe lain. Jadi yang belum teridentifikasi. Dan ternyata whole genome sequences yang dikirim Indonesia termasuk kategori yang lainnya," kata Bambang beberapa waktu lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Profesor Amin Soebandrio, mengaku belum bisa memastikan dampak dari mutasi virus Corona ini. Perlu analisis data rangkaian genetik yang lebih banyak untuk bisa mengetahui apakah mutasi membawa perubahan fungsi pada virus.

"Kita belum mempelajari sampai sana, mutasi-mutasinya itu bagian mana saja. Apakah mempengaruhi struktur, fungsi, perjalanan penyakit, dan sebagainya. Itu kita belum punya data ke arah sana," kata Prof Amin kepada detikcom, Rabu (6/5/2020).

ADVERTISEMENT

Informasi mengenai perbedaan genetik ini dijelaskan juga akan berpengaruh terhadap pengembangan vaksin virus Corona COVID-19 di Indonesia. Vaksin akan dibuat menyesuaikan dengan tipe yang ada.

"Ini akan berpengaruh. Kita akan melihat virus-virusnya itu sebagian besar sequence-nya kayak apa, jadi kita menyesuaikan strategi pembuatan vaksin. Disesuaikan dengan virus yang bersirkulasi di Indonesia," lanjut Prof Amin.




(fds/up)

Berita Terkait