Hari bebas kendaraan bermotor (HBKB) atau car free day (CFD) pertama di masa transisi PSBB (pembatasan sosial berskala besar) di Jakarta, Minggu (21/6/2020), menuai banyak kritikan. Terjadi kerumunan warga yang tidak memperhatikan physical distancing dan meningkatkan risiko penularan virus Corona COVID-19.
Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI), Dr dr Tri Yunis Miko Wahyono, MSc, mengatakan kerumunan yang terjadi di CFD kemarin berpotensi memicu penularan. Keberadaan orang tanpa gejala (OTG) atau terinfeksi dengan kasus ringan sulit dikenali namun bisa menularkan virus.
"Jadi kalau ke car free day kontaknya itu banyak banget. Kita nggak tahu ada berapa OTG, ada berapa kasus ringan di car free day," kata dr Miko saat dihubungi detikcom, Senin (22/6/2020).
"Jadi menurut saya sangat-sangat mungkin terjadi penularan di CFD kemarin, mungkin banyak," sambungnya.
Terlebih belum tentu masyarakat yang mengikuti CFD menjalankan protokol kesehatan seperti memakai masker yang benar. Bahkan di antaranya tidak mematuhi perintah jaga jarak dengan cara berkerumun.
"Seberapa banyak yang nggak pake masker dan nggak bisa jaga jarak itulah populasi yang sustainable terhadap kemungkinan OTG dan kasus ringan di CFD," tutupnya.
(up/up)