Peneliti China Sebut Mutasi Buat Virus Corona Bertahan Lebih Lama

Peneliti China Sebut Mutasi Buat Virus Corona Bertahan Lebih Lama

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Senin, 22 Jun 2020 15:36 WIB
Peneliti China Sebut Mutasi Buat Virus Corona Bertahan Lebih Lama
Peneliti China sebut mutasi virus Corona buat bertahan lebih lama. (Foto: AP Photo)
Jakarta -

Menurut studi dari dua lembaga penelitian epidemi ternama China, virus Corona baru yang ada saat ini mengalami mutasi yang cepat dan bisa menyebar dalam waktu yang lebih lama. Penelitian ini telah dilakukan sejak Januari lalu dan menemukan setidaknya enam perubahan gen virus.

Perubahan ini yang meningkatkan infektivitas dan lolos dari deteksi sistem kekebalan tubuh manusia. Sebagian besar strain yang bermutasi terjadi di Amerika dan Eropa.

"COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh virus Corona mungkin akan menyebar lebih lama dari yang kami perkirakan," kata para peneliti dari State Key Laboratory of Respiratory Disease di Guangzhou dan Shanghai Public Health Clinical Centre, yang dikutip dari South China Morning Post, Senin (22/6/2020).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat menginfeksi tubuh, Corona memanfaatkan jenis protein lonjakan yang terikat dengan molekul yang disebut angiotensin-converting enzyme 2 (ACE2). Profesor Qiu Tianyi dan Leng Qibin mengidentifikasi tiga mutasi yang meningkatkan kekuatan ikatan, seperti menambah ikatan antara ACE2 dan protein.

Tiga mutasi tersebut menargetkan sistem kekebalan tubuh, salah satu di antaranya bisa menghancurkan ikatan ion antara virus dan antibodi yang harusnya menetralkan SARS-CoV-2. Mutasi-mutasi yang terjadi ini mirip dengan HIV dan influenza, yang menghindari serangan kekebalan dengan mutasi yang cepat.

ADVERTISEMENT

"Ketika itu (virus Corona) bermutasi, vaksin yang efektif pun bisa tidak bisa membuat virus tidak aktif lagi dalam waktu yang singkat," kata Qiu dan Leng.

Menurut penelitian, mutasi utama saat ini ditemukan di Amerika Serikat dan Inggris. Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan, rata-rata orang dewasa terinfeksi 'flu' yang disebabkan virus Corona lainnya selama dua tahun.

Para ahli China berpendapat respons kekebalan manusia saat ini masih dipelajari dari infeksi sebelumnya. Pada studi sebelumnya, peneliti Amerika memperkirakan bahwa pandemi ini bisa berakhir di akhir tahun depan. Hal itu jika manusia bisa membangun sistem imun jangka panjang terhadap virus.

Profesor Marc Lipsitch dari The Harvard T.H. Chan School of Public Health di Boston dan peneliti lainnya mengatakan, jika kekebalan itu berumur pendek, wabah ini pasti akan kembali setiap tahun.




(sao/up)

Berita Terkait