Beberapa negara yang sebelumnya dinilai sukses menekan penyebaran virus Corona COVID-19, kini melaporkan lonjakan kasus. Ini terjadi setelah negara-negara tersebut melonggarkan pembatasan atau lockdown.
Korea Selatan misalnya, sebelumnya negara tersebut dinilai berhasil menangani wabah Corona karena bertindak cepat dengan melakukan tes massal dan contact tracing yang agresif. Namun, saat ini Korsel harus menerima kenyataan tengah menghadapi wabah kedua Corona.
Selain Korsel, ada beberapa negara yang juga tengah berjuang melawan gelombang kedua, mana saja?
Korea Selatan
Otoritas kesehatan di Korea Selatan (Korsel) mengatakan untuk pertama kalinya pada hari Senin (22/6/2020), Korsel tengah menghadapi gelombang kedua infeksi virus Corona baru. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC) sebelumnya mengatakan gelombang pertama Korea Selatan tidak pernah benar-benar berakhir.
Namun, pada hari Senin direktur KCDC Jeong Eun-kyeong dengan jelas awal Mei menjadi awal gelombang infeksi Corona baru di wilayah Seoul.
"Di wilayah metropolitan, kami percaya bahwa gelombang pertama adalah dari bulan Maret hingga April dan juga Februari hingga Maret. Lalu kita melihat bahwa gelombang kedua yang dipicu oleh liburan Mei telah berlangsung," kata Jeong, dikutip dari Reuters.
Jepang
Situasi mengkhawatirkan juga terjadi di Jepang, di mana para ahli kesehatan mengatakan ada kemungkinan besar gelombang kedua virus Corona menghantam negara itu.
Menurut Kazuhiro Tateda, presiden Asosiasi Penyakit Menular Jepang (JAID) dan anggota komite yang dibentuk pemerintah untuk memerangi penyebaran virus Corona, banyak kasus baru-baru ini di Tokyo dapat ditelusuri kembali ke distrik hiburan malam.
Tateda mengatakan bahwa meskipun klaster ini lebih mudah untuk dikendalikan karena mereka terkait dengan bagian kota yang dapat dilacak, selalu ada risiko terjadi lonjakan kasus menjadi wabah kedua Corona.
"Kami tahu bahwa ada risiko penularan yang lebih rendah di bulan-bulan musim panas, yang berarti ada kemungkinan gelombang kedua mulai Oktober hingga seterusnya," tambah Tateda, dikutip dari South China Morning Post.
Jerman
Dikutip dari Express, meningkatnya kasus Corona jelas memprihatinkan bagi Jerman. Peningkatan tersebut dilaporkan ketika Jerman mulai membuka kembali ekonominya pada bulan April.
Saat ini, masing-masing dari 16 wilayah di Jerman dapat memutuskan bagaimana mereka melanjutkan pembatasan dalam menghadapi pandemi Corona. Setiap wilayah berhak untuk menerapkan 'rem darurat' jika situasinya terus memburuk.