Masker Disebut Kurangi Tingkat Kematian karena Corona Hingga 70 Persen

Masker Disebut Kurangi Tingkat Kematian karena Corona Hingga 70 Persen

Sarah Oktaviani Alam - detikHealth
Kamis, 25 Jun 2020 13:15 WIB
A station passageway is crowded with commuters wearing face mask during a rush hour Tuesday, May 26, 2020, in Tokyo.  Japanese Prime Minister Shinzo Abe lifted a coronavirus state of emergency in Tokyo and four other remaining prefectures on Monday, May 25, ending the declaration that began nearly eight weeks ago.(AP Photo/Eugene Hoshiko)
Studi Jepang sebut masker bisa kurangi tingkat kematian hingga 70 persen. (Foto: AP/Eugene Hoshiko)
Jakarta -

Sebuah penelitian di Jepang mengatakan menggunakan masker bisa mengurangi tingkat kematian akibat virus Corona COVID-19. Penelitian ini dilakukan oleh tim dari Klinik Miyazawa di Hyogo dan Universitas Houston-Victoria, menggunakan model komputer yang mereka ciptakan.

Dengan model komputer tersebut, mereka bisa melihat berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat kematian akibat COVID-19 di berbagai negara. Hasilnya, dengan menggunakan masker sejauh ini bisa mengurangi tingkat kematian sebesar 70 persen.

"Menggunakan masker diprediksi bisa untuk mengurangi tingkat kematian. Semakin cepat orang menggunakannya, maka akan semakin baik," kata para peneliti yang dikutip dari South China Morning Post, Kamis (25/6/2020).

Hampir 80 persen kematian karena COVID-19 yang dilaporkan pada awal Juni dikaitkan dengan orang yang enggan menggunakan masker, sejak pertengahan Maret lalu. Studi yang dilakukan peneliti dari Universitas Cambridge, Inggris, pada April lalu menunjukkan masker sangat berkontribusi melawan virus Corona di semua negara Asia, kecuali di India.

Pada studi lain yang dilakukan para peneliti dari California Institute of Technology menilai bahwa menggunakan masker adalah cara paling efektif untuk mencegah penularan virus antar manusia. Bahkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah mulai merekomendasikan penggunaan masker tersebut.

ADVERTISEMENT

Selain soal masker, studi di Jepang ini juga memperhitungkan faktor lainnya yang bisa mempengaruhi tingkat kematian akibat COVID-19. Menurut penulis penelitian utama, Dr Daisuke Miyazawa, mereka juga memperhitungkan adanya faktor dari usia dan indeks massa tubuh seseorang.

Mereka menemukan bahwa orang yang mengalami obesitas menolak untuk menggunakan masker. Ini karena orang gemuk bisa menghirup udara lebih banyak dari orang biasa, sehingga kemungkinan lebih mudah merasa tidak nyaman bila harus memakai masker.

"Saat seseorang mengalami obesitas, mereka merasa lebih tidak nyaman saat menggunakan masker. Hal ini karena orang dewasa yang mengalami obesitas atau gemuk rata-rata menghirup 50 persen udara lebih banyak per harinya, daripada orang yang tidak gemuk," jelasnya.




(sao/fds)