Bukan Batuk, Anak yang Terinfeksi Corona Lebih Banyak Alami Diare dan Muntah

Bukan Batuk, Anak yang Terinfeksi Corona Lebih Banyak Alami Diare dan Muntah

Ayunda Septiani - detikHealth
Rabu, 02 Sep 2020 09:33 WIB
Semangat pantang menyerah terus dilakukan petugas medis di seluruh dunia untuk memastikan imuninasi menjangkau anak-anak di tengah Pandemi.
Ilustrasi suntik pada anak. (Foto: Dok. UNICEF)
Jakarta -

Gejala umum virus Corona COVID-19 adalah demam tinggi, batuk persisten, hilangnya indra penciuman dan rasa. Tapi, sebuah penelitian baru menemukan gejala umum virus Corona pada anak-anak.

Dikutip dari laman Express, para peneliti dari Queen's University Belfast mengatakan virus Corona COVID-19 lebih mungkin membuat anak-anak sakit perut dan diare daripada batuk.

Penelitian yang dilakukan pada Mei 2020 sampai sekarang ini bertujuan untuk menilai jumlah anak yang pernah terinfeksi virus Corona COVID-19. Penelitian itu juga menemukan gejala infeksi Corona dan kemungkinan anak-anak memiliki antibodi yang bisa melawan virus atau tidak.

Lebih dari 1.000 anak dari Irlandia Utara, Inggris, Skotlandia dan Wales dites antibodi mereka dalam uji coba yang disebut seroprevalensi infeksi SARS-CoV-2 pada anak-anak sehat.

Antibodi mereka diukur melalui tes darah pada tahap awal. Kemudian, tes lebih lanjut dilakukan pada 2 bulan dan 6 bulan. Para peneliti tersebut mengatakan mereka telah menemukan hasilnya setelah gelombang pertama pandemi virus Corona COVID-19. Hasilnya, mereka menemukan 7 persen anak dinyatakan positif memiliki antibodi, yang menunjukkan infeksi virus corona COVID-19 sebelumnya.

ADVERTISEMENT

"Separuh dari anak-anak dengan virus Corona COVID-19 melaporkan tidak ada gejala. Gejala gastrointestinal, seperti diare dan muntah juga lebih umum terjadi pada anak-anak daripada batuk dan hilangnya indera penciuman," kata peneliti.

Penemuan ini juga menunjukkan bahwa anak-anak di bawah usia 10 tahun memiliki kemungkinan yang sama untuk untuk memiliki bukti infeksi sebelumnya, seperti anak-anak yang lebih tua. Selain itu, anak-anak yang terinfeksi virus Corona tanpa gejala sama mungkinnya untuk mengembangkan antibodi seperti anak-anak yang bergejala.

"Setelah gelombang pertama pandemi di Inggris, kami telah mengetahui bahwa setengah dari anak-anak yang berpartisipasi dalam penelitian ini tidak menunjukkan gejala dengan infeksi virus Corona. Sedangkan mereka yang memiliki gejala biasanya tidak mengalami batuk," kata Dr Tom Waterfield, seorang peneliti dari Wellcome-Wolfson Institute for Experimental Medicine di Queen's University Belfast.

Studi ini telah menunjukkan bahwa perlu untuk mempertimbangkan pengujian bagi anak-anak yang terinfeksi virus Corona COVID-19. Temuan penting ini bisa dieksplorasi lebih lanjut, karena penelitian ini terus memantau penularan komunitas pada anak-anak untuk membantu mengatasi penyebaran virus Corona COVID-19.




(kna/kna)